Di bagian ini Desi Anwar menuliskan hal-hal dapat kita lakukan agar kita lebih ‘hidup’ di dunia yang sudah bercampur antara online dan offline ini.
Bahkan mampu lepas dari teknologi dan koneksi internet sejenak saja terbukti merupakan tantangan berat.
Bagian ini mengajak kita semua untuk kembali menemukan diri sendiri dan mampu menghargai hal-hal yang benar-benar memiliki peran penting dalam hidup kita.
Di salah satu bagian dalam buku ini Desi Anwar mengatakan hal berikut ini,
“Dengan aktif di media sosial, kita telah melewati berbagai emosi berbeda yang membuat kita merasa hidup: terhibur, jijik, marah, berang, frustrasi, cemas, dan lain-lain—bergantung pada apa yang kita saksikan atau baca secara daring.
Dan kita merasa bahwa kita memang sibuk, kendati bila ditanya, mungkin kita tidak tahu apa yang telah kita hasilkan dan dalam hal apa kita telah produktif.
Maka, kita menjalani hidup yang seakan-akan sedang berada di atas mesin treadmill.
Terus bergerak, terus melakukan sesuatu, tiada henti berpikir, dan sibuk dengan satu atau lain hal, sering kali tidak dapat menunjukkan hasilnya selain stres dan penyakit yang menyertainya.” (Going Offline, 2020: 239)
Kutipan di atas sejenak seperti sentilan kepada kita yang selama ini selalu saja merasa sibuk dan justru melupakan hal-hal yang ada di sekitar yang bahkan lebih penting dalam hidup kita.
Membaca buku ini membuat saya menyadari bahwa mengatur waktu jeda dengan dunia online adalah hal yang penting dan membuat saya lebih menghargai waktu yang saya miliki untuk melakukan hal-hal yang benar-benar berharga dan patut diperjuangkan.
Buku yang menarik ini diterbitkan juga dalam versi Bahasa Inggris dengan judul Offline: Finding Yourself in The Age of Distraction oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama dan akan diterbitkan versi Bahasa Vietnam-nya oleh Penerbit Skybooks dengan perjanjian hak cipta yang diwakili oleh Gramedia International.
Buku ini bisa dipesan di Gramedia.com atau dibaca versi e-book-nya di Gramedia Digital. Selamat membaca!
(*)