Grid.ID - Uang! Tentunya sebagian besar dari kita masih sangat membutuhkannya karena dengan uang kita bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan kita.
Membicarakan “kebutuhan” dan “keinginan”, seandainya kita memiliki cukup uang, yang mana akan lebih diutamakan?
Jawabannya, jika kita bijak dan tidak konsumptif, tentunya adalah kebutuhan karena kebutuhan lebih berhubungan dengan hal-hal yang memang diperlukan untuk menopang keseharian kita.
Sedangkan, keinginan itu sendiri jika kita turuti, tidak akan ada habisnya.
Memenuhi keinginan cenderung kurang penting bagi kita karena biasanya jika kita tidak bijak akan mengarah ke pamer diri.
Sekarang, bagaimana caranya menjadi kaya? Banyak cara.
Namun, bukan kaya karena faktor keturunan atau warisan (The Haves), walaupun cara yang dibahas nanti juga bisa dilakukan oleh mereka.
Yang akan kita bahas adalah menjadi The Rich, yakni menjadi kaya dari nol sebagai hasil usaha sendiri, dari keringat sendiri.
Walaupun kita tahu, ukuran untuk bisa disebut kaya juga relatif.
Nah, menjadi kaya berkat keringat sendiri inilah yang akan dibahas oleh Dr. Hj. Nasta Trilakshmi, S.T., M.M., CFP®, QWP dengan co-writer Sofie Beatrix dalam SMART FINANCIAL: Kelola Gaji Bisa Investasi Bisnis Properti.
Langkah awalnya adalah apa yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak zaman baheula, menabung.
Bagi emak-emak bisa diawali dengan mengelola keuangan rumah tangga, menyisihkan kurang lebih 10 persen per bulan dari penghasilan.
Selain itu, penghasilan bisa juga diperoleh dengan berbisnis, berinvestasi, atau bisnis daring.
Seperti yang penulis buku ini, bisa sukses dengan berinvestasi pada bidang properti.
Berawal dari mengelola keuangan rumah tangga dari gaji suami, sekarang sudah memiliki lebih dari 20 rumah dan ruko serta sering bepergian ke luar negeri untuk berwisata, hanya dengan status pejabat, yakni pejabat pengatur keuangan rumah tangga atau sebagai seorang emak—ibu rumah tangga.
Mengelola Gaji untuk Menghasilkan Uang
Ini adalah langkah awal yang harus dilakukan.
Kita seharusnya memiliki kemampuan untuk mengelola uang yang dipercayakan oleh pasangan kepada kita.
Baca Juga: Tak Terima Terhadap Perlakuan Rizky Billar, Emak-emak Fans Lesti Kejora Datangi Rumah Sang Idola
Penulis buku ini mengisahkan suka duka dalam mengelola uang yang diberikan oleh suaminya dalam usaha mencukupi kebutuhan sehari-hari dan juga menabung.
Bukan hanya bagaimana membelanjakan uang yang ada, tetapi bagaimana mencukupi kebutuhan untuk sehari-hari, untuk sekolah anak-anak, dan menabung.
Dengan hasil tabungan Penulis mencari tambahan pendapatan dengan berinvestasi, yang caranya dapat Anda pahami dengan membaca buku ini.
Penulis juga memberi nasihat untuk sebisa mungkin tidak berutang.
Apalagi berutang hanya untuk menutup utang alias gali lobang tutup lobang.
Hal itu akan membuat hidup terpuruk dan bagi mereka yang sudah menikah berpotensi besar membuat keluarga berantakan.
Mindset “Kaya Raya Masuk Surga”
“Mengelola keuangan berkaitan dengan pandangan hidup seseorang.
Bagi seorang yang beriman, mengelola keuangan itu berkaitan dengan keselamatan kehidupan di dunia dan juga di akhirat.
Uang menjadi hamba sahayanya, bukan sebaliknya ia menjadi hamba uang.” —Jamil Azzaini Inspirator Sukses Mulia.
Kaya Raya Masuk Surga adalah mindset utama buku ini.
Kaya tidak harus selalu dikaitkan dengan memiliki banyak uang, melainkan legacy, yakni apa yang bisa kita tinggalkan di dunia ini yang bermanfaat bagi anak cucu kita dan untuk orang-orang yang kita cintai.
Untuk mewujudkan legacy itu, Penulis memiliki semboyan The Power of Twelve Properties.
Penjelasan sederhanya, dalam satu tahun ada 12 bulan, untuk memenuhi kebutuhan bulanan, saya akan berusaha memiliki 12 properti dalam bentuk rumah maupun ruko yang bisa disewakan tahunan.
Jika situasi memburuk, bila tidak ada pekerjaan, properti itu bisa mencukupi kehidupan keluarga selama 12 bulan dengan asumsi 1 properti menghidupi kebutuhan 1 bulan.
Dalam hal ini Penulis bercita-cita memiliki 48 properti karena memiliki 4 orang anak.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah amalan sedekah.
Semakin banyak bersedekah semakin banyak pula pahala jariyah yang kita dapatkan.
Dengan menerapkan ilmu financial planning dalam kehidupan kita, kita bisa menargetkan naik haji sekeluarga sejak dini, membangun pesantren, kapan mau membangun masjid, kapan mau mengumrahkan orangtua.
Atau kapan saja kita bisa membantu orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan bantuan.
Itulah yang dinamakan Kaya Raya Masuk Surga.
7 Formula untuk Menjadi Kaya
Ada tujuh formula yang dapat Anda ikuti atau terapkan untuk mewujudkan keinginan Anda menjadi kaya.
1. Balance-kan Pengeluaran dan Pemasukan2. Emergency Fund3. Dapatkan Penghasilan Baru Tanpa Modal Kerja4. Hapus Benda Konsumtif5. Jaga Lingkungan6. Bayar Utang7. Spiritual Finance—Utamakan Allah
Penjelasan lebih jauh 7 formula di atas dapat Anda temukan dalam buku, yang ditulis dengan bahasa yang ringan, gaya emak-emak, berdasarkan pengalaman pribadi Penulis sebagai akademisi dan praktisi.
Prioritas di Masa Pandemi
Pandemi mengharubirukan perekonomian kehidupan banyak orang, membuat banyak kalangan kalang kabut, terutama mereka yang kehilangan pekerjaan karena di-PHK.
Bak jatuh, tetapi masih tertimpa tangga, kehidupan yang mulanya sudah sulit, bertambah semakin sulit dengan adanya pandemi.
Untuk itu, diperlukan strategi khusus untuk menghadapinya, yang salah satunya adalah lebih mengetatkan lagi pengeluaran rumah tangga.
Pengaturan atau upaya pengelolaan keuangan Anda akan menjadi jauh lebih mudah dan terarah karena buku SMART FINANCIAL: Kelola Gaji Bisa Investasi Bisnis Properti ini dilengkap dengan Lembar Kerja yang dapat Anda tulis di bagian akhir buku ini juga, dengan harapan Anda dapat mewujudkan impian Anda.
Tidak hanya sukses dalam bisnis properti karena ilmu, pengetahuan, dan nasihat dari buku ini bisa Anda terapkan juga untuk terjun ke bidang usaha yang lain.
Yuk temukan buku ini di toko buku Gramedia terdekat atau di Gramedia.com.
Baca Juga: 'Biar Gak Miskin' Dulu Gemar Main Game Online, Kini Marshel Widianto Ngaku Gila Kerja
(*)