Oleh sebab itu, stempel ijazah angkatan Jokowi beserta di atas dan di bawahnya menggunakan stempel yang bertuliskan dua sekolah, yakni SMPP (SMA VI).
Pada 1985, lanjut Munarso, Kementerian P dan K mengeluarkan keputusan baru lagi. Nama SMA itu diubah menjadi SMAN 6 Surakarta.
Kesimpulannya, SMPP, SMA IV, dan SMAN 6 Surakarta adalah sekolah yang sama, bukan berbeda-beda.
Salah seorang mantan guru biologi di SMA itu, Sudadi Mulyono turut mengonfirmasi sejarah sekolah yang dituturkan Munarso.
Sudadi mengatakan, ada alasan khusus mengapa nama sekolah tersebut diubah dari SMPP menjadi SMA VI.
"Pada waktu bernama SMPP, anak-anak SD itu datang mendaftarkan diri ke sini. Dikiranya ini SMP, karena tulisan di plang itu SMPP, enggak tahunya ini setingkat SMA," kenang Sudadi.
Inilah yang membuat Kantor Wilayah P dan K Provinsi Jawa Tengah menelurkan Surat Keputusan mengubah nama sekolah menjadi SMA VI.
Alhasil, di dalam ijazah seluruh anak-anak yang bersekolah pada masa transisi ini, stempel yang digunakan tertera SMPP (SMA VI). Salah satunya Presiden Jokowi.
Sudadi sendiri merupakan saksi hidup perjalanan akademik Jokowi semasa SMA.
Ia berharap serangkaian klarifikasi dari pihak sekolah dan dirinya dapat membantu mencerahkan masyarakat Indonesia dari kesesatan informasi tentang asal-usul Jokowi.
Dengan demikian, ia ingin agar isu ijazah palsu Jokowi dihentikan dan tidak dibesar-besarkan lagi.