Find Us On Social Media :

Dua Benda Berharga yang Berhasil Diselamatkan dari Insiden Kebakaran Kubah Masjid Raya JIC, Ternyata Penuh dengan Nilai Sejarah!

By Menda Clara Florencia, Jumat, 21 Oktober 2022 | 07:50 WIB

Al-Qur'an raksasa yang selamat dari insiden kebakaran kubah masjid JIC.

Laporan Wartawan Grid.ID, Menda Clara Florencia

Grid.ID - Sebuah video viral seorang warga secara heroik membopong Al-quran raksasa milik Masjid Raya Jakarta Islamic Center, Koja, Jakarta Utara, saat peristiwa kebakaran kubah masjid.

Terlihat empat laki-laki memegang sudut replika Al-qur’an untuk menyelamatkan barang berharga yang dimiliki masjid.

Grid.ID melakukan konfirmasi terkait aksi heroik tersebut kepada Humas Jakarta Islamic Center (JIC) Paimun Karim.

“Ada teman-teman yang share videonya bahwa ternyata ketika api sudah mulai jatuh itu kan ada pekerja yang mengetahui di atas,” kata Paimun Karim saat ditemui di Gedung JIC, Jakarta Utara, Jumat (21/10/2022).

Selain Al-qur’an, benda berharga lainnya adalah bedug dengan ukuran raksasa juga.

Bedug itu berdiameter 2,3 meter yang terbuat dari kulit kerbau air di Sulawesi.

Bukan sembarang bedug, ada nilai sejarah dari instrumen masjid itu.

Bedug itu sengaja dipesand engan ukuran raksasa langsung kepada pengerajin asal Jepara, Jawa Tengah.

“Bedug itu kita cari yang paling besar, rumahnya kita bangun khusus dengan ornamen JIC,”

“Nyari kulitnya dari kerbau air di sulawesi, diameter 2,3 meter depan belakang. Bedugnya kayunya dari pohon nangka,” lanjut dia.

Lebih menarik lagi, di lapisan dalam bedug itu juga tertulis 18 nama penggagasnya.

“Yang unik dalamnya ada nama-nama yang mencetuskan, ada 18 nama. Ada nama kita, kalau orang mau lihat ke bawah, pakai senter ada namanya tuh di atas, di dalam dinding bedug itu,” ucapnya.

Baca Juga: Belum Tahu Total Kerugiannya, Ketua JIC Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dalam Insiden Kebakaran Kubah Masjid Raya Jakarta Islamic Center

Memindahkan bedug yang memiliki niai sejarah itu juga penuh dengan aksi heroik pekerja.

Butuh puluhan orang untuk membopong bedug tersebut.

“Tapi bagi kita yang paling heroik itu adalah, menaikan bedug itu ke atas, karena dari bawah, dari truk kita naikan ke atas itu luar biasa itu.”

“Tinggi tangganya sudah sedemikian rupa, ditarik, digeser, kita kasih tepung, naikinnya berat sekali,” lanjutnya.

(*)