Hubungan psikologis ini berkembang selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun ditahan atau dianiaya.
Dengan sindrom ini, sandera atau korban pelecehan mungkin bersimpati dengan penculiknya.
Ini adalah kebalikan dari ketakutan, teror, dan penghinaan yang mungkin diharapkan dari para korban dalam situasi ini.
Menanggapi hal demikian, melansir dari postingan salah satu akun gosip yang diunggah Jumat (21/10/2022), artis senior Desy Ratnasari sampai ikut memberikan tanggapannya.
Menurut Desy Ratnasari, stockholm syndrome bisa terbentuk dari hubungan yang tak sehat tapi bagi korban hal itu tak terlihat demikian.
"Relasi yang menurut kita gak sehat, menurut dia dan mereka berdua sehat, dan ini terbentuknya karena ada intensitas, ada pujian, ada perlakuan baik, menyenangkan, membahagiakan, tapi di sisi lain, abuse," kata Desy Ratnasari.
Dan menanggapi kasus yang menimpa Lesti Kejora dan Rizky Billar, Desy Ratnasari memberikan saran agar keduanya datang ke psikolog.
"Biasanya kalau kata temen saya, stockholm syndrome itu dua-duanya pelaku dan korban harus berada dalam posisi setara,
Mereka sama-sama harus mengalami depresi, stres, dan mental ilness yang sama.
Jadi baiknya mereka datang ke psikolog untuk melihat dan memperbaiki relasi mereka," kata Desy Ratnasari.
"Saya justru melihat hal lain bahwa bisa jadi kemarin Lesti melaporkan itu karena dia memiliki kekuatan untuk melepaskan diri.
Tapi mungkin ketika dia sudah mengalami proses pelaporannya sampai akhirnya suaminya dijadikan tersangka, lalu kemudian dia mulai menilai, menganalisa dirinya sendiri, ‘kok aku di sini, kok aku begitu,’ mungkin saja bisa jadi terjadi pemikiran itu.
Yang membuat dia merasa harus kembali kepada jalurnya yang lama yang membuatnya merasa nyaman, yaitu bersama suaminya," pungkas Desy Ratnasari.
(*)