Grid.ID - Aksi Lesti Kejora mencabut laporan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap Rizky Billar menimbulkan pro kontra.
Bahkan netizen yang awalnya mendukung keputusan Lesti Kejora untuk speak-up langsung mengungkapkan kekecewaan.
Bukan tanpa alasan, pasalnya netizen hanya tak mau hal buruk terjadi, mengingat sebelumnya Lesti Kejora mengaku sempat dibanting hingga dicekik oleh Rizky Billar.
Kekerasan tersebut lah yang membuat netizen mendukung Lesti Kejora yang berani speak up dan melaporkan sang suami.
Namun tatkala kasus sudah bergulir dan Rizky Billar terbukti melakukan KDRT hingga ditetapkan sebagai tersangka, Lesti Kejora malah memilih berdamai dan mencabut laporan.
Bahkan yang paling terbaru, Lesti Kejora disebut sudah mau memaafkan sang suami dan tinggal serumah lagi.
Sontak saja, hal ini pun mengejutkan banyak pihak.
Gegara hal tersebut, netizen pun sempat menduga bahwa sang biduan mengalami Stockholm Syndrome.
Sekedar informasi, Stockholm Syndrome merupakan munculnya perasaan bersimpati tehadap pelaku kekerasan.
Selain kasus kekerasan, orang biasa juga dapat mengembangkan kondisi psikologis ini sebagai respons terhadap berbagai jenis trauma.
Dilansir dari Healthline via TribunManado, sindrom ini terjadi ketika sandera atau korban pelecehan terikat dengan penculik atau pelakunya.
Hubungan psikologis ini berkembang selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun ditahan atau dianiaya.
Dengan sindrom ini, sandera atau korban pelecehan mungkin bersimpati dengan penculiknya.
Ini adalah kebalikan dari ketakutan, teror, dan penghinaan yang mungkin diharapkan dari para korban dalam situasi ini.
Menanggapi hal demikian, melansir dari postingan salah satu akun gosip yang diunggah Jumat (21/10/2022), artis senior Desy Ratnasari sampai ikut memberikan tanggapannya.
Menurut Desy Ratnasari, stockholm syndrome bisa terbentuk dari hubungan yang tak sehat tapi bagi korban hal itu tak terlihat demikian.
"Relasi yang menurut kita gak sehat, menurut dia dan mereka berdua sehat, dan ini terbentuknya karena ada intensitas, ada pujian, ada perlakuan baik, menyenangkan, membahagiakan, tapi di sisi lain, abuse," kata Desy Ratnasari.
Dan menanggapi kasus yang menimpa Lesti Kejora dan Rizky Billar, Desy Ratnasari memberikan saran agar keduanya datang ke psikolog.
"Biasanya kalau kata temen saya, stockholm syndrome itu dua-duanya pelaku dan korban harus berada dalam posisi setara,
Mereka sama-sama harus mengalami depresi, stres, dan mental ilness yang sama.
Jadi baiknya mereka datang ke psikolog untuk melihat dan memperbaiki relasi mereka," kata Desy Ratnasari.
"Saya justru melihat hal lain bahwa bisa jadi kemarin Lesti melaporkan itu karena dia memiliki kekuatan untuk melepaskan diri.
Tapi mungkin ketika dia sudah mengalami proses pelaporannya sampai akhirnya suaminya dijadikan tersangka, lalu kemudian dia mulai menilai, menganalisa dirinya sendiri, ‘kok aku di sini, kok aku begitu,’ mungkin saja bisa jadi terjadi pemikiran itu.
Yang membuat dia merasa harus kembali kepada jalurnya yang lama yang membuatnya merasa nyaman, yaitu bersama suaminya," pungkas Desy Ratnasari.
(*)