Grid.ID - Sosok Christian Rudolf Tobing yang merupakan pelaku pembunuhan wanita yang mayatnya dibuang di kolong Tol Becakayu ramai diperbincangkan.
Rupanya, masa lalu Christian Rudolf Tobing termasuk pemicu mengapa ia nekat melakukan pembunuhan tersebut.
Christian Rudolf Tobing kerap dipukuli oleh sang ayah sampai berakibat sulit kontrol emosi. Seperti apa faktanya?
Christian Rudolf Tobing, pelaku pembuang sekaligus pembunuh perempuan yang mayatnya ditemukan di Tol Becakayu telah ditangkap kepolisian.
Rudolf ditangkap di kawasan Pondok Gede pada Selasa (18/10/2022) siang saat hendak menjual laptop milik korban.
Polisi telah mendalami keterangan dari pelaku terkait pembunuhan yang dilakukan di kamar salah satu apartemen kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Berikut beberapa fakta terkait masa lalu Rudolf, yang tega membunuh temannya sendiri tanpa rasa bersalah.
Punya Trauma Masa Kecil
Pelaku pembunuhan yang bernama Christian Rudolf Tobing, itu ternyata memiliki trauma semasa kecil.
Semasa kecil, Rudolf sering dipukuli oleh ayahnya hingga berakibat saat ia dewasa tak bisa mengontrol emosinya.
Hal itu diketahui berdasar pemeriksaan psikologi Rudolf yang dilakukan oleh tim penyidik.
"Pelaku sering dipukuli almarhum orangtua dan punya emosi yang meledak-meledak," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga, diberitakan Tribunnews sebelumnya.
Pernah Sekolah di Amerika
Fakta lainnya, terungkap pula masa lalu Rudolf saat mengenyam pendidikan.
Rudolf ternyata pernah bersekolah di Amerika Serikat.
Indrawienny menerangkan, tersangka bersekolah di Amerika sejak Sekolah Menengah Atas atau SMA.
Setelah lulus, Rudolf melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi di Amerika.
Namun tersangka kemudian pulang kembali ke Indonesia lantaran dideportasi.
"Tersangka pernah kuliah di Amerika namun dipulangkan karena pelaku dideportasi," ucapnya, dikutip Tribunnews.
Tersangka dideportasi lantaran pelaku melanggar aturan visa dengan bekerja secara penuh waktu atau full time di negeri orang.
Selanjutnya, Rudolf kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di sekolah tinggi ilmu Teologi di Jakarta.
"(tersangka) melanjutkan sekolah Teologi dan lulus tahun 2015," tuturnya.
Menjadi Pendeta Muda
Setelah belajar di sekolah Teologi, Rudolf kemudian menjadi seorang pendeta muda di sebuah gereja di Bogor.
"Berdasarkan keterangan pelaku, dia pernah menjadi pendeta muda di salah satu gereja di Bogor," kata Panjiyoga kepada wartawan, Jumat (21/10/2022).
Meski begitu, Panjiyoga mengatakan pihaknya masih mendalami soal Rudolf pernah menjadi pendeta muda tersebut.
"Pengakuan tersangka pernah menjadi pelayan di gereja ini masih didalami lagi," jelas Panjiyoga.
Namun berdasar pengakuan pelaku, pekerjaannya saat ini adalah sebagai terapis anak berkebutuhan khusus.
"Kerjaan tersangka ini sekarang adalah salah satu terapis untuk anak berkebutuhan khusus," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (21/10/2022).
Tersenyum Setelah Berhasil Habisi Korban
Aksi Rudolf setelah melakukan pembunuhan terekam dalam sebuah CCTV.
Setelah menghabisi nyawa korban, pelaku langsung membungkus jasad korban menggunakan plastik dan lakban berwarna hitam.
Jasad AYR kemudian dibawa dari lokasi pembunuhan menggunakan mobil berwarna putih dan dibuang ke kolong Tol Becakayu.
Rekaman CCTV lift memperlihatkan pelaku R terlihat membawa mayat korban di dalam sebuah bungkusan dengan menggunakan troli.
Video di media sosial memperlihatkan pelaku R yang berkepala plontos masuk ke dalam lift dengan mendorong sebuah troli.
Pelaku R yang mengenakan kaos dan bercelana pendek tampak tersenyum saat memasuki lift.
Soal mimik muka pelaku yang tersenyum dan terekam di CCTV rupanya ada makna tersendiri.
AKBP Indrawienny Panji Yoga mengatakan menurut keterangan pelaku tersenyum karena senang target sudah tewas terbunuh.
"Target sudah dicapai, korban sudah meninggal dunia," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul
SENYUM Pembunuh Wanita di Kolong Tol Becakayu, Begini Sosok Rudolf Tobing, Waktu Kecil Dipukuli Ortu
(*)