Laporan Wartawan Grid.ID, Nur Andriana Sari
Grid.ID - Sekarang ini sedang marak penyakit gagal ginjal akut yang dialami anak-anak akibat mengkonsumsi obat tertentu.
Hingga kini Kementerian Kesehatan bersama pemerintah tengah mencoba mencari tahu tindakan preventif yang bisa dilakukan.
Pasalnya, kasus gagal ginjal akut yang dialami anak-anak ini muncul secara misterius.
Oleh karena itu, tidak heran jika banyak orang tua yang merasa was-was dengan kondisi kesehatan anaknya.
Apalagi ginjal adalah salah satu organ vital tubuh yang memiliki peran penting untuk menghilangkan racun di tubuh.
Organ ginjal juga berfungsi untuk menghilangkan asam guna menjaga keseimbangan air, garam, dan mineral yang sehat.
Adapun salah satu penyebab munculnya penyakit gagal ginjal adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tak sehat.
Kebiasaan inilah yang tanpa disadari bisa memicu terjadinya kerusakan pada ginjal.
Lantas, apa saja makanan penyebab gagal ginjal yang sebaiknya dihindari?
Berikut ini adalah daftar 5 makanan penyebab gagal ginjal yang sebaiknya tidak kamu konsumsi dikutip dari Grid Hype, GridHealth.id, dan Kompas.com pada Minggu (23/10/2022).
1. Makanan yang Banyak Mengandung Garam
Kebiasaan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung garam, sodium, atau natrium dapat meningkatkan tekanan darah.
Kondisi ini apabila tidak dikontrol bisa membahayakan ginjal.
Menurut Kementerian Kesehatan, anjuran konsumsi natrium atau sodium maksimal 2.000 miligram, atau maksimal satu sendok teh per hari.
Hilangkan kebiasaan menambahkan garam meja ke sajian yang sudah terhidang di meja makan.
Bila perlu, kurangi asupan garam secara bertahap dengan menggantinya dengan rempah-rempah yang kaya cita rasa.
Seiring berjalannya waktu, lidah bisa terbiasa menikmati sajian yang minim garam.
2. Makanan Olahan
Makanan olahan, makanan yang diawetkan, makanan kaleng, makanan beku atau frozen food biasanya banyak mengandung natrium dan fosfor.
Beberapa penelitian menunjukkan, kandungan fosfor dari makanan olahan bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal dan masalah tulang.
Coba perlahan ganti kebiasaan mengonsumsi makanan olahan atau berpengawet dengan pola makan untuk diet DASH (dietary approaches to stop hypertension) untuk mencegah darah tinggi.
Konsep DASH dirancang agar pelaku diet mengonsumsi makanan rendah garam, serta makan asupan yang banyak mengandung kalium, kalsium, dan mangnesium.
Ketiganya efektif menurunkan tekanan darah.
3. Mengkonsumsi Daging secara Berlebihan
Protein hewani seperti daging dapat meningkatkan produksi asam dalam darah.
Apabila seseorang kebiasaan makan daging berlebihan, ginjal lambat laun kesulitan menghilangkan asam dari darah.
Memang benar, protein seperti daging dibutuhkanuntuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan sel yang rusak.
Namun, konsumsi daging sebaiknya tidak berlebihan dan harus selalu diimbangi dengan konsumsi buah dan sayuran.
4. Makanan Tinggi Gula
Gula berkontribusi pada obesitas yang meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi dan diabetes.
Kedua penyakit ini merupakan penyebab gagal ginjal yang utama.
Makanan tinggi gula bukan hanya makanan penutup seperti cake, dessert box, atau aneka kue kering.
Waspadai juga makanan instan yang memiliki cita rasa manis seperti sereal sarapan, roti, biskuit, dan sebagainya.
Selain menghindari atau membatasi makanan penyebab gagal ginjal di atas, mulai sekarang pastikan Anda cukup minum air putih dan hindari kebiasaan begadang yang bisa merusak ginjal.
Jika saat ini kamu masih punya kebiasaan merokok, minum alkohol berlebihan, dan malas gerak, hentikan gaya hidup yang tidak baik bagi ginjal tersebut.
5. Buah Kering
Buah kering dibuat dengan menghilangkan air dari buah melalui berbagai proses.
Hal ini menciptakan buah-buahan kecil dan padat yang kaya energi dan nutrisi.
Buah-buahan kering tidak ideal untuk penderita penyakit ginjal dan diabetes karena mengandung gula dan mineral yang tinggi seperti potasium.
Contohnya, satu setengah cangkir (65 gram) aprikot kering mengandung sekitar 755 mg potasium (17).
Selain itu, buah-buahan kering mengandung gula yang cepat dicerna, yang tidak ideal jika punya diabetes.
(*)