Laporan Wartawan Grid.ID, Corry Wenas Samosir
Grid.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghentikan sementara penggunaan seluruh obat sirup untuk saat ini.
Hal ini lantaran adanya keterkaitan antara kejadian gagal ginjal akut pada anak dengan penggunaan obat sirup parasetamol.
Dari imbauan tersebut, artis Thalita Latief turut berkomentar soal pemberhentian sementara obat sirup.
Thalita mengaku cukup cemas dengan obat tersebut karena bisa menyebabkan gagal ginjal akut.
"Ya concern sih mengenai berita itu," kata Thalita Latief saat Grid.ID jumpai di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
"Jadi kayak agak takut, karena selama ini kalau anak demam atau sakit gitu biasanya obat yang paling gampang dikasih dan umum juga paracetamol. Jadi kalau ditanya khawatir, ya iya," jelas Thalita.
Disinggung apakah sempat panik dengan kemunculan obat batuk sirup yang berbahaya, Thalita mengaku ada rasa khawatir.
Terlebih jika sang anak sakit dan membutuhkan obat paracetamol.
"Panik yang bagaimana nggak juga, karena kebetulan alhamdulillah anak sehat," lanjutnya.
"Tapi kan jadinya punya kekhawatiran nanti kalau tiba-tiba anak sakit mendadak."
"Paling utama kan kalau anak tuh misalnya demam, paracetamol sudah umum banget tuh, ya paling jadinya bingung," bebernya.
Pada umumnya, masyarakat menggunakan obat dengan kandungan parasetamol saat terjadinya demam.
Namun, ketika pemerintah meminta untuk sementara tidak menggunakan obat parasetamol sirup tersebut, mantan istri Dennis Rizky ini pun mengaku akan mengikuti kebijakan pemerintah.
Menurutnya, lebih baik menunggu solusi yang tepat dan pastinya tidak menyebabkan efek apapun.
"Kalau dihitung mundur ke belakang, kalau ada sakit kayak demam atau sejenisnya, pasti menggunakan itu," katanya.
"Karena kita masyarakat umum, jadi nunggu pemerintah saja dan kedokteran solusinya gimana."
"Kalau sekarang harus dihindari, ya ikutin. Aku sih modelnya ikutin yang berlaku saja kalau memang harus disetop," bebernya.
Sementara itu, Thalita mengaku jika anaknya sakit, dirinya langsung konsultasi ke dokter.
Dia sendiri mengaku tak berani asal memberikan obat untuk anaknya.
Langkah selanjutnya, dia memilih ke rumah sakit daripada memberikan obat pada anak.
"Mau nggak mau harus konsul ke dokter. Kalau penyakit anak jangan coba-coba, jadi dokterlah," ujarnya.
"Lebih baik datang ke rumah sakit spesialis buat anak," pungkasnya.
(*)