Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Lesti Kejora belum lama ini mendapat teguran dari pakar mikro ekspresi.
Seperti diketahui, Lesti Kejora belum lama ini pun menghebohkan publik karena tiba-tiba mencabut laporan KDRT yang ia laporkan.
Dikutip Grid.ID dari GridHype pada Selasa (25/10/2022), pedangdut kondang itu pun agaknya sadar jika ia telah berbuat salah.
Dirinya pun meminta maaf pada masyarakat Indonesia.
"Untuk masyarakat Indonesia, Dede (Lesti Kejora) mengucapkan permohonan maaf," ujarnya.
"Karena musibah ini mungkin membuat keresahan bagi masyarakat," lanjutnya.
"Tapi Insya Allah keputusan ini keputusan yang terbaik untuk keluarga kita," sambung dia.
Pelantun lagu 'Sekali Seumur Hidup' itu pun juga meminta doa untuk rumah tangganya.
"Saya mohon maaf kepada masyarakat atas musibah yang menimpa keluarga saya. Mohon doanya, semoga ini jadi pelajaran buat kita semua," kata Lesti.
Namun, biduan asal Cianjur itu justru mendapat kritik dari pakar mikro ekspresi.
Ya, dikutip Grid.ID dari TribunWow pada Selasa (25/10/2022), pakar mikro ekspresi Kirdi Putra pun menyebut ada kemarahan di wajah Lesti Kejora.
"Tapi ada bagian saat Lesti bicara dia marah itu ada," ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga mengkritik keras ucapan Lesti yang menyebut masalah ini sebagai musibah.
Pasalnya, menurutnya, kasus KDRT adalah kesalahan yang dilakukan oleh pelaku, bukan sebuah musibah.
"Termasuk yang saya ingin kritisi 'Mohon doanya untuk musibah yang menimpa suami saya'," kata dia.
"Musibah itu gunung berapi, gempa bumi, badai," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kejadian yang dialami oleh Lesti dan Rizky Billar bukanlah sebuah musibah.
"Kalau ini kesalahan, Billar itu bukan kena musibah," jelasnya.
Bahkan, Kirdi juga menyebut bahwa perdamaian Lesti dan Rizky Billar sudah diatur.
Bukan tanpa sebab, menurutnya hal ini dilakukan untuk mencari dukungan dan followers di media sosial.
"Ini kasar sekali skenarionya, kelihatan banget supaya dapet dukungan lagi, dapat follower lagi," kata Kirdi.
"Itu kan duit lagi, income buat mereka. Tapi enggak gitu dong caranya, ini sama aja pembodohan publik," pungkas dia.
(*)