Find Us On Social Media :

Sering Disebut Zat Berbahaya, Berikut Peran MSG dalam Makanan serta Takaran Penggunaannya yang Benar Menurut Ahli

By Dianita Anggraeni, Kamis, 27 Oktober 2022 | 15:58 WIB

Benarkah Konsumsi MSG Sebabkan Migrain?

Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada 12 Oktober 2022 di Jakarta ini, dosen ITP melakukan knowledge sharing tentang MSG kepada masyarakat umum.

Baca Juga: Tora Sudiro dan Mieke Amalia Usaha Keras untuk Jaga Image Orang Tua yang Baik, Diam-diam Suruh ART Lakukan Ini pada sang Anak

MSG sendiri mempunyai rasa, yaitu rasa umami atau rasa seperti daging (meat like), yang merupakan rasa dasar kelima, selain asin, asam, manis dan pahit, karena MSG memiliki reseptor sendiri pada permukaan lidah.

Rasa dasar kelima ini baru diperkenalkan sekitar 25 tahun terakhir sejak reseptor rasa umami ditemukan.

Rasa umami MSG dapat dikenali mulai dari konsentrasi 120 mg/L atau 120 mg/kg pangan (atau 1,2 gram per 10 kilogram pangan) yang disebut sebagai ambang batas rasa MSG atau umami threshold.

Pangan yang berasa savoury atau gurih seperti sup, wajarnya memiliki konsentrasi MSG sekitar 5 – 10 kali ambang batas MSG atau sekitar 0,6 – 1,2 g per kg pangan atau paling tinggi sekitar 20 kali ambang batas MSG yaitu 2,4 g per kg pangan.

Baca Juga: Profil Pemain Drama Korea Cinderella and the Four Knights, Drakor Komedi Romantis Bertabur Aktor Beken nan Tampan, Cek Juga Jadwal Tayang dan Link Nontonnya!

Apabila pangan memiliki konsentrasi MSG 25 – 50 kali ambang batas atau 3,0 – 6,0 g per kg pangan maka rasa MSG tidak hanya berasa umami, namun juga terdapat rasa asin.

Dalam larutan air dan pangan, MSG akan larut sebagai ion sodium (atau ion natrium atau ion Na) dan ion glutamat.

Ion glutamat berasal dari asam glutamat yang berasa asam, tetapi bila dengan adanya garam NaCl, larutan asam glutamat dan garam NaCl menjadi berasa umami di atas ambang batas rasa umami.

Kedua ion ini terdapat dalam tubuh dan terdapat dalam pangan secara alami baik dari sumber hewani maupun nabati.