Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Lesti Kejora dan Rizky Billar baru-baru ini kepergok keluar rumah bersama.
Lesti Kejora dan Rizky Billar, seperti yang diketahui, sempat menghebohkan publik lantaran dugaan KDRT.
Lesti Kejora pun kini memilih untuk kembali merajut rumah tangganya dengan sang suami.
Melalui akun Instagram @lambegosiip, Lesti dan sang suami pun sudah tampak bersama.
Dalam video yang beredar di jagat maya, Lesti tampak keluar dari rumah.
Sedangkan, Rizky Billar berjalan di belakangnya.
Keduanya pun tampak akan pergi berdua.
Namun, dua orang perempuan mendadak mendekati mereka.
Dalam tayangan video yang beredar, perempuan itu tampak meminta foto bersama.
Tayangan video itu bak menjadi bukti bahwa Lesti benar-benar kembali ke pelukan Rizky Billar.
Baca Juga: Gestur Lesti Kejora dan Rizky Billar di Pasca Kasus KDRT Disorot, Lakukan Hal ini di Depan Penggemar
Namun, pakar mikro ekspresi justru menyoroti sesuatu dalam video itu.
Ya, dikutip Grid.ID dari TribunWow.com pada Jumat (28/10/2022), pakar mikro ekspresi Kirdi Putra menilai bahwa dalam tayangan video itu, keduanya belum tampak seperti biasa.
Menurutnya, kedekatan Rizky Billar dan Lesti Kejora belum tampak seperti awal mereka menikah.
"Buat saya bagaimana cara mereka berinteraksi belum melambangkan apa pun bahwa mereka mengalami kedekatan seperti dulu waktu awal-awal menikah," ujarnya.
"Dan Lesti baru mengalami prahara, sebulan, dua bulan, tiga bulan kelihatan masih kayak pengantin baru," lanjutnya.
Sedangkan, Kirdi menilai bahwa keduanya tetap harus menunjukkan kedekatan seperti sebelum kejadian.
"Karena harus nunjukkin bahwa mereka sudah balik normal," kata dia.
"Sampai orang-orang mulai biasa lagi baru habis itu balik kayak biasanya," jelasnya.
Namun, menurut Kirdi, pasangan yang pernah mengalami KDRT akan merasakan sesuatu yang berbeda dari sebelum kejadian.
Perasaan keduanya, lanjut Kirdi, bisa kembali jika dengan bantuan pakar.
"Tapi orang yang pernah mengalami siklus kekerasan, baik pelaku maupun korban, enggak bisa baik-baik saja terus," sambungnya.
"Tanpa adanya profesional, pakar kesehatan mental," kata dia.
(*)