Find Us On Social Media :

Kronologi Pegawai Roti Paris Baquette Tewas Terjepit di Mesin Pengaduk, Tubuh Sudah Hancur Saat Ditemukan Rekan Kerja Keesokan Hari

By Mia Della Vita, Sabtu, 29 Oktober 2022 | 14:56 WIB

Paris Baquette.

Grid.ID- Paris Baquette, gerai roti global asal Korea Selatan, tengah menjadi perbincangan usai warga setempat ramai-ramai memboikot.

Pemboikotan Paris Baquette ini dilakukan setelah insiden tewasnya pegawai di pabrik pembuatan roti di Pyeongtaek, Provinsi Gyeonggi.

Seorang pegawai wanita berusia 23 tahun ditemukan meninggal dunia dalam mesin pengaduk saus pada Sabtu (15/10/2022).

Dikutip dari Today Online, pegawai wanita tersebut dilaporkan mendapatkan shift kerja malam sampai pagi.

Ia bertugas mengoperasikan mesin pengaduk saus sendiri di pabrik roti di Pyeongtaek, Provinsi Gyeonggi.

Namun keesokan harinya, pegawai tersebut sudah ditemukan meninggal dunia dalam kondisi bagian atas tubuh terjepit mesin pengaduk saus.

Rekan kerja yang menemukan korban langsung membantu menarik tubuhnya yang hancur dari mesin.

Korban merupakan pegawai muda yang baru bekerja di pabrik selama 2 tahun untuk menghidupi ibu dan adik laki-lakinya.

Alih-alih berhenti beroperasi, Paris Baquette malah melanjutkan produksi keesokan harinya menyusul insiden ini.

Pihak pabrik tetap mengoperasikan dua mesin di lokasi tersebut dan memerintahkan pegawai lain untuk kembali bekerja.

Ini bukan kecelakaan kerja pertama yang terjadi di pabrik roti tersebut.

Baca Juga: Arti Mimpi Roti Ternyata Bisa Membawa Pertanda Baik yang Bikin Kamu Makin Senang, Simak Penjelasannya!

Mengutip Korea Times, seminggu sebelumnya, pegawai lain di pabrik yang sama juga terungkap mengalami kecelakaan.

Tangan pegawai tersebut dilaporkan tersangkut di mesin lini produksi lain, tetapi tidak dibawa ke rumah sakit karena statusnya sebagai pekerja tidak tetap.

Dikutip dari Allkpop, Sabtu (29/10/2022), menurut hasil penyelidikan, kecelakaan ini sebenarnya bisa dicegah jika protokol keselamatan yang memadai diterapkan.

Kata kritikus, seharusnya mesin pengaduk dioperasikan setidaknya oleh dua orang.

Selain adanya protokol keselamatan yang diabaikan, berdasarkan penyelidikan, terungkap pula adanya perlakukan tidak adil terhadap pekerja.

Warga setempat pun mengutuki aksi perburuhan SPC Group, perusahaan makanan Korea Selatan yang menaungi Paris Baguett.

Huh Young In, CEO SPC telah menyampaikan permintaan maaf dalam jumpa pers terkait kematian pegawainya di pabrik roti.

"Saya mengambil semua tanggungjawab atas insiden ini dan layak mendapatkan kritikan dari publik."

"Saya ingin meminta maaf kepada pekerja pabrik yang bekerja di dekat korban."

"Perusahaan seharusnya memahami trauma dan kesedihan mereka dan seharusnya lebih perhatian," ujarnya dikutip dari Koreaboo.

Baca Juga: Modalnya Cuma Roti Tawar, Ussy Sulistiawaty Berhasil Bikin Risol Mayo Seenak Buatan Restoran, Begini Cara Buatnya!

 

(*)