Seorang komandan divisi untuk polisi Seoul, Kim Geunjin mengatakan bahwa sedikit yang dapat dilaporkan tentang penyebab insiden pada pukul 4 pagi pada hari Minggu sebab mereka memprioritaskan evakuasi korban.
"Mengidentifikasi para korban adalah prioritas utama kami," ujar Kim Geunjin.
"Tim forensik kami fokus untuk mengidentifikasi korban dan mengumpulkan bukti dari lokasi," tambahnya.
Foto-foto yang beredar menunjukkan warga, petugas polisi dan pekerja medis darurat melakukan resusitasi jantung paru pada orang-orang yang tergeletak di trotoar.
Kepala pemadam kebakaran Yongsan Seoul, Choi Seong-beom mengatakan bahwa saat korban tewas mencapai146 orang, 101 dipindahkan ke rumah sakit terdekat, sementara 45 dibawa ke gimnasium serbaguna.
Setelah mendengar kabar tragedi Itaewon, pada orang tua dan keluarga mendatangi lokasi para mayat dibariskan dan dikumpulkan di sebuah ruangan, salah satunya di Wonhyoro Multipurpose Indoor Gymnasium, sebuah fasilitas di dekat Sungai Han di Seoul yang pada dini hari telah menjadi kamar mayat.
Karena jumlah korban tewas dan terluka berubah dengan cepat Sabtu malam, dan karena tidak adanya informasi rinci tentang para korban di antara tragedi Halloween, banyak keluarga datang ke gym untuk melihat apakah orang yang mereka cintai termasuk di antara 45 mayat yang dibawa ke ruangan tersebut.
Di sekitar pintu belakang gym orang tua dan keluarga, para saudara meringkuk kediinginan pada Minggu fajar, ditemani suara sirine ambulans yang terus berdatangan.
Seorang ibu terbungkus selimut mondar-mandir, kadang-kadang datang ke petugas polisi untuk menanyakan informasi lebih lanjut.
Kecemasan dan kesedihan meliputi raut wajah orang-orang yang mencari anak-anak atau saudara mereka, dan sesekali terdengar suara raungan kepedihan keluarga korban.Seorang petugas polisi bergumam kepada yang lain bahwa pihak berwenang mengalami kesulitan untuk mengkonfirmasi identitas.