Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID - Kasus gagal ginjal akut misterius yang terjadi pada banyak anak di Indonesia hingga kini masih menjadi sorotan.
Bagaimana tidak? Per hari Senin (24/10/2022) terdapat 251 kasus gagal ginjal akut yang berasal dari 26 provinsi.
Adapun 80% dari total kasus ini terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara.
Persentase angka kematian pun cukup tinggi, yaitu 56% atau sebanyak 143 kasus.
Kejadian ini akhirnya membuat pemerintah melarang penjualan obat sirup yang disebut mengandung etilen glikol dan dietilen glikol melampaui ambang batas aman.
Terkait polemik obat sirup ini, dr. Tirta mengaku enggan berkomentar karena itu merupakan wewenang BPOM dan pihak kepolisian.
Menurutnya, BPOM dan Kepolisian Republik Indonesia adalah pihak yang bertugas untuk menyelidiki hal tersebut.
"Itu PR-nya BPOM dan polisi untuk menginvestigasi kenapa hal seperti itu terjadi," kata dr. Tirta ketika ditemui Grid.ID di kawasan Summarecon Bekasi pada Minggu (30/10/2022).
"Saya no comment untuk soal itu, itu komponen BPOM," tegasnya.
Pria dengan nama asli Tirta Mandira Hudhi ini enggan memberi pendapat karena merasa bukan kapasitasnya untuk berbicara.
Ia kemudian mengingatkan bahwa tugasnya adalah merawat pasien sesuai dengan rekomendasi dari ahli lainnya. '
"Kalau dokter kan komponennya adalah merawat pasien dan melakukan rekomendasi dari ahli. Kalo urusan investigasi itu urusan BPOM," pungkasnya.
Sedangkan ketika ditanya tentang Fomepizole yang disebut sebagai obat untuk pasien gagal ginjal akut, dr. Tirta lagi-lagi tidak ingin berkomentar.
Pria berusia 31 tahun ini menyebutkan bahwa pengadaan obat Fomepizole merupakan urusan Kementerian Kesehatan.
"Itu urusan Menkes yang jawab. Saya nggak akan jawab," tutupnya.
(*)