"Atau gini, aku latihannya mulai berbicara dengan Tuhan, mau tidur, daripada mikir yang nggak-nggak terus galau," sambung Maia.
"'Ya Allah tadi aku habis gini gini, Ya Allah pengin aku tidur ya? Makasih ya, sekarang aku bobok dulu ya. I love you'," tambahnya.
Maia tekun menanamkan hal positif tersebut agar pikirannya tidak mudah dirasuki oleh iblis.
"Daripada kita mikirin yang 'Kok kenapa gini? Kok kenapa gitu?', itu iblis," ungkap Maia.
Maia meyakini bahwa perasaan sedih dan galau datangnya karena iblis yang menguasai pikiran.
"Iblis kan cara kerjanya di pikiran ya, jadi jangan sampai pikiran itu menguasai kita ya kan," tutur Maia.
Oleh karena itu, Maia membuang jauh-jauh pemikiran negatif agar terhindar dari godaan iblis.
"Hati-hati dengan berpikir yang nggak-nggak, karena iblis itu bekerjanya di pikiran. Mesti dibuang jauh-jauh," terang Maia.
Ia juga mengimbau untuk sering berkumpul dengan orang-orang positif agar dapat meninggalkan trauma masa lalu.
"Makanya kumpul dengan orang-orang yang positif," tukas Maia.
(*)