Grid.ID - Sebuah kota mendapatkan teror dari kelompok monyet hyper dan agresif.
Sebenarnya di kota tersebut manusia dan monyet-monyet tersebut hidup berdampingan.
Namun karena populasinya semakin meningkat, monyet tersebut justru menguasai kota hingga membuat polisi kewalhan.
Tak hanya itu, para penduduk juga dibuat ketakutan.
Mereka tidak ada yang berani keluar rumah.
Peristiwa ini terjadi di kota Lopburi, Thailand.
Para monyet di kota Lopburi yang biasanya ditoleransi, bahkan dihormati oleh beberapa orang, populasinya makin meningkat selama pandemi.
Kurangnya turis, yang berarti berkurangnya sumber makanan, membuat mereka menjadi agresif, dengan 8.400 ekor kini menguasai kota.
Kepada The New York Times, seorang polisi Thailand pada tahun 2020 lalu mengatakan dia sudah menggunakan ketapel untuk mengusir sekelompok makaka.
Baca Juga: Ramalan Shio Hari Ini Kamis 17 November 2022, Shio Kambing Kreatif Abis, Pekerjaan Berjalan Lancar!
Namun seperti dilansir Daily Mail, upayanya tak membuahkan hasil.
Sebab, para hewan itu kembali lagi.
"Benar-benar tidak ada harapan. Hanya dalam sekejap mata mereka kemudian kembali lagi dengan jumlah yang lebih banyak, bersama bayinya," kata petugas itu.
Penduduk lokal dilaporkan terpaksa meninggalkan perhiasan mereka dan tidak bisa membawa barang yang sifatnya berharga agar tak dicuri.
Kemudian ada warga yang terlalu takut untuk sekadar keluar rumah.
Akhirnya mereka terpaksa membarikade jendela maupun pintu.
Jumlah makaka yang terus membesar, berlipat ganda dalam tiga tahun terakhir, membuat ide hidup berdampingan bersama manusia dirasa mustahil.
Berawal dari rasa kasihan melihat mereka kelaparan, orang-orang kemudian memberi mereka makanan cepat saji agar tidak mengganggu.
Namun, diyakini makanan itu malah membuat mereka tidak sekadar agresif.
Tapi juga ketagihan beranak pinak.
Sehingga jumlah mereka bertambah banyak.
Sebagai dampak dari makanan yang diberikan, para monyet perkotaan itu dilaporkan massa ototnya menurun.
Bahkan ada yang mengalami hipertensi dan penyakit gula.
Kuljira Taechawattanawanna, salah satu warga Lopburi menerangkan, keberadaan makaka itu sudah merusak kotanya, sementara dia merasa seperti terpenjara di rumahnya sendiri.
"Kami seperti tinggal di kurungan dengan para monyet ada di jalanan. Jumlah mereka tak bisa dipercaya. Tempat ini bau sekali terutama saat hujan," jelas Kuljira.
Bangkok sebenarnya sudah berusaha menekan angka pertumbuhan, dengan ada sebagian primata tersebut yang menjalani sterilisasi.
Tetapi, perjuangan mereka terbukti tak berhasil jika melihat para makaka yang berkembang lebih dari yang bisa dikontrol pemerintah.
Sejumlah tempat di kota kini menjadi area berbahaya, dengan sebuah gedung bioskop dikabarkan menjadi "markas besar" mereka.
Dikatakan bahwa makaka itu menempatkan teman mereka yang mati di ruang proyektor, dengan setiap manusia yang mendekati bakal diserang.
Sementara pemilik toko yang berada tak jauh di dekatnya memajang boneka harimau dan buaya. Tujuannya untuk menakuti mereka.
Taweesak Srisaguan, si pemilik toko, menuturkan meski dia harus melalui hari-hari merepotkan menghadapi makaka, dia mengaku tak rela jika hewan itu diusir.
"Saya sudah terbiasa melihat mereka berjalan-jalan, kemudian bermain di sepanjang. Jika mereka sampai pergi, maka saya akan kesepian," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Intisari.id dengan judul "Warga Ketakutan, Polisi Kewalahan, Monyet Gila Seks Kuasai Kota Lopburi Thailand
(*)