Sedihnya, hanya Sravan yang berhasil pulang ke India.
Ayahnya yang sudah tua meninggal di kamp setelah mendapatkan shift kerja panjang.
"Di hari ayah saya meninggal, ia mengalami nyeri dada ketika bekerja," kata Kalladi.
"Kami membawanya ke rumah sakit. Saya mengatakan kepada para dokter untuk mencoba lagi dan lagi untuk membangunkannya (ayah)," kata pria berusia 29 tahun itu dengan suara pecah karena menahan tangis.
Ia mengatakan, kondisi kerja kala itu sama sekali tidak baik.
Kata dia, para pekerja mendapatkan shift panjang dan lembur hanya dibayar rendah.
Ayah Kalladi kala itu bekerja sebagai sopir. Ia harus berangkat kerja jam 3 pagi dan kembali jam 11 malam.
Sudah begitu, tempat tinggal mereka di Qatar bisa dibilang tidak layak ditempati.
Satu ruangan berisi enam hingga 8 orang. Bahkan saking sempitnya, mereka tidak bisa duduk dengan santai.
Kalladi juga mengeluhkan makanan yang tidak enak.
"Kami harus bekerja dalam kondisi cuaca ekstrem dan makanan yang kami dapatkan tidak enak," ungkapnya.