Grid.ID - Seorang bocah kelas 2 SD alami koma usai dikeroyok ramai-ramai oleh kakak kelasnya.
Setelah dianiaya, korban ditemukan oleh kakek pencari rumput dengan kondisi lemas tak berdaya.
Menurut penuturan ayah korban, insiden penganiayaan sudah terjadi sejak bocah tersebut duduk di bangku kelas 1 SD. Apa motifnya?
Terungkap sederet fakta tentang anak SD dikeroyok sampai koma yang viral di media sosial baru-baru ini.
Peristiwa penganiayaan tersebut ternyata terjadi di Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Seorang anak bernama MWF (7) diduga dianiaya kakak kelasnya sepulang sekolah.
Akibatnya, siswa tersebut sempat koma.
Video yang menampakkan kondisi MWF saat koma di rumah sakit viral di media sosial.
Lantas, seperti apa kronologinya? dan siapa pelakunya?
Berikut rangkuman faktanya melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Siswa Kelas 2 SD di Malang Diduga Dikeroyok, Polisi: Pelaku Rata-rata Kelas 6'.
1. Kronologi
MWF adalah siswa kelas 2 di salah satu sekolah dasar negeri (SDN) di Desa Jenggolo.
Sementara pelaku penganiayaan diduga siswa kelas 6 di sekolah yang sama.
Rekaman video kondisi MWF saat menjalani perawatan di rumah sakit viral di media sosial.
Dalam video itu terlihat korban masih mendapat sonde dan infus, dengan kondisi napas masih tersengal-sengal.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Kepolisian Resor (Polres) Malang, Iptu Ahmad Taufik membenarkan dugaan penganiayaan tersebut.
"Kejadiannya pada Jumat (11/11/2022) lalu di kawasan tidak jauh dari sekolah korban dan pelaku.
Tepatnya di depan Bendungan Sengguruh," ungkap Ahmad saat ditemui, Rabu (23/11/2022).
Setelah dianiaya, korban ditinggalkan para pelaku di sekitar lokasi kejadian.
Korban lalu ditemukan dalam keadaan lemas oleh kakek pencari rumput.
"Kakek pencari rumput itulah yang mengantarkan korban ke rumahnya saat itu," ujarnya.
2. Korban dilarikan ke rumah sakit
Beberapa hari setelah dianiaya kakak kelasnya, MWF mengeluh sakit perut, muntah-muntah, dan sakit kepala.
MWF lalu dilarikan ke rumah sakit.
"Berdasarkan laporan keluarga, korban mendapat penganiayaan dengan cara ditendang di bagian kepala dan dada.
Namun saat ini masih proses visum, dan hasilnya belum keluar. Nanti hasil visum yang akan menjelaskan secara lengkap," jelasnya.
3. Diduga pelakunya enam hingga tujuh orang
Ahmad menyebut, pelaku penganiayaan itu diduga sekitar enam hingga tujuh orang.
"Mereka rata-rata kelas 6 SD. Hari ini, Rabu, mereka sudah dipanggil ke Polres Malang untuk menjalani pemeriksaan," ujarnya.
4. Kerap dianiaya
Sementara itu, ayah korban, Edi Subandi mengatakan, anaknya kerap dianiaya oleh terduga pelaku sejak duduk di kelas I.
"Motifnya pemalakan. Jadi (uang) saku anak saya itu kan Rp 6.000 per hari.
Kemudian diminta oleh kakak kelasnya itu Rp 5.000. Jadi yang dibuat jajan tinggal Rp 1.000," terangnya saat ditemui di Polres Malang, Rabu.
5. Korban sedang pemulihan sakit tifus
Saat kejadian terakhir, korban sedang pemulihan dari penyakit tifus yang dialaminya selama 10 hari terakhir.
Korban terpaksa masuk sekolah karena sudah lama libur sekolah.
"Hari itu, anak saya terlambat pulang. Kemudian beberapa waktu kemudian diantar oleh seorang kakek pencari rumput," ujarnya.
Tiba di rumah, korban bercerita baru saja dianiaya kakak kelasnya.
"Menurut pengakuan anak saya, pada saat di parkiran itu ia diseret tiga atau empat anak, kita kurang jelas, yang jelas diseret ke Bendungan Sengguruh yang ada di depan sekolah. Dianiaya di situ. Ditendang kepalanya, dadanya, sempat sesak nafas," ujarnya.
Pada keesokan harinya atau Sabtu (12/11/2022), korban tak masuk sekolah karena mengalami muntah-muntah.
Korban juga mengeluh kepalanya pusing.
"Saat itu saya berpikir mungkin tifusnya kambuh. Kami bawa ke bidan langganan, dua hari kemudian agak mereda, tapi masih pusing," ujarnya.
Namun, tiga hari kemudian, pusing yang diderita korban tak kunjung sembuh. "Disertai kejang," imbuhnya.
Atas peristiwa yang dialami putranya, Edi melapor ke Polres Malang pada Selasa (22/11/2022).
"Sudah, kemarin kita putuskan lapor ke polisi. Karena sudah fatal, jadi banyak keluarga, termasuk kita tidak menerima," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul
FAKTA Bocah SD Dikeroyok di Malang, Ditemukan Pencari Rumput, Kini Koma Padahal Baru Pulih Tifus
(*)