"Pas masuk kan lagi ngobrol, tiba-tiba bangku itu geter, aku kira teman aku yang geterin kan suka usil," kata Teteng.
"Ternyata ada gempa gede gitu, aku panik, orang-orang pada lari, aku gak bisa lari, aku lemes," tambahnya.
Saat Teteng berhasil keluar kelas, terlihat tangga yang hampir roboh saat dilewati.
Ia pun berinisiatif mencari tangga di dekat kamar mandi.
"Pas orang-orang udah pada keluar, baru aku tuh keluar, teman aku maksain lewat tangga, padahal tangga itu udah mau roboh," kata Teteng.
"Terus aku lewat WC, itu kan ada tangganya itu aku naik ke situ, dari pada lewat tangga kan takut ketimpa," lanjutnya.
Saat terjadi gempa, Teteng mengaku teringat dengan sang kakak dan orang tua.
"Pas itu langsung keinget sama orang tua sama teteh, ada geteran-geteran lagi kan sama Pak Ustaznya langsung dilarikan ke kebun," ujar Teteng.
Gempa masih belum reda, Teteng dan kawan-kawannya pun berlindung di kebun hingga hampir 2 jam.
"Di kebun ada sejam dua jam sampai (gempa) reda," ujar Teteng.
(*)