Laporan Wartawan Grid.ID, Mentari Aprellia
Grid.ID - Pasca gempa 5,6 SR yang menggoyang Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu, kini muncul cerita pilu dari orang-orang yang kehilangan anggota keluarganya.
Ya, dilansir dari artikel Grid.ID sebelumnya, Jumat (25/11/2022), gempa ini berpusat hanya 10 km di barat daya Cianjur.
Pusat gempanya pun didarat hingga guncangannya bisa sangat merusak.
Bukan hanya membuat banyak bangunan rusak parah hingga rata dengan tanah, gempa ini juga telah menjatuhkan ratusan korban jiwa.
Para korban ini kebanyakan tertimpa bangunan yang roboh hingga ada pula yang tertimbun tanah longsor.
Pasalnya, gempa ini juga menyebabkan tanah longsor hingga menyebabkan makin banyaknya korban jiwa yang jatuh.
Salah satu warga yang harus kehilangan keluarganya karena tertimpa tanah longsor adalah Ahman (52) warga Cugenang, Cianjur.
Ia bahkan harus merasakan duka lantaran kehilangan ibu, istri, dan anaknya sekaligus.
Dilansir dari Tribunnews.com, Jumat (25/11/2022), saat bencana terjadi, ibu beserta istri dan anaknya sedang berada di warung mereka yang terletak di Jalan Raya Labuan, Cianjur.
Warung tersebut lenyap tertimbun tanah padat dan batu setelah diterjang longsor dari arah bukit setelah gempa Cianjur.
Menurut informasi, saat gempa cuaca tidak hujan.
Tapi tanah bergerak dari atas bukit menimbulkan longsor tak lama setelah angin kencang muncul.
Empat hari berturut-turut setelah terjadinya gempa, Ahman tak pernah ketinggalan untuk menyambangi lokasi terjadinya longsor.
Ia berharap ibu, istri, dan anaknya bisa segera ditemukan.
Bahkan ia sampai meminta izin untuk menginap di tempat tetangga yang rumahnya dekat dengan lokasi tanah longsor untuk memudahkannya jika ingin ke tempat kejadian.
"Saya kadang-kadang, cari tetangga yang dekat di sini," ucap Ahman terbata-bata sambil menahan tangis saat ditemui Warta Kota, Kamis (24/11/2022) pagi.
Sementara Ahman sendiri selamat lantaran saat kejadian dirinya sedang mengantarkan makanan untuk anaknya yang ada di pondok pesantren.
Ia mengungkapkan sudah memiliki firasat sebelum terjadinya bencana yang menewaskan ibu, istri, dan anaknya ini.
Dua hari sebelumnya, Ahman memang sempat dibuat heran dengan sikap istrinya yang tiba-tiba berubah manja.
Istrinya tiba-tiba menyandarkan kepalanya ke atas paha Ahman.
Selama menikah, baru kali ini istrinya berbuat demikian.
"Saya juga heran kenapa dia semanja itu, biasanya tidak," kata Ahman mengenang peristiwa pertama kali seumur hidupnya.
Tak hanya sang istri, beberapa hari sebelumnya Ahman heran sendiri kenapa begitu sangat manja terhadap putrinya yang ikut jadi korban longsor.
Ahman mengaku sangat merasa rindu mendalam setiap bersama putrinya.
Bahkan, ia sempat mengelus kepala putrinya yang tengah sakit.
Sementara kata Ahman, kenangan dengan ibunya ialah saat ia ikut mengurus ibunya yang sakit.
Ibunya yang sudah berusia lanjut mengalami gangguan paru.
Ahman sempat membawa ibunya ke pengobatan alternatif dan berangsur membaik meski hanya bisa tergolek di kasur.
Semua itu kini tinggal kenangan lantaran ibu, istri, dan anaknya menjadi korban tanah longsor di Cianjur, Jawa Barat.
(*)