Alasan Kecoa Sulit Dibunuh
Mengapa kecoa susah mati? Pertanyaan itu terjawab lewat penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, University of California pada 2016.
Para peneliti mempelajari apa yang memungkinkan kecoa mampu menavigasi celah-celah sempit.
Selain itu, mereka juga meneliti apa yang terjadi ketika benda dengan bobot hingga 100 gram menimpa kecoa.
Mengutip Kompas.com, hasilnya mengungkapkan bahwa kerangka luar tubuh kecoa yang terdiri dari serangkaian pelat yang tumpang tindih merupakan rahasianya bertahan hidup.
Pelat yang dihubungkan oleh selaput elastis tersebut cukup kuat untuk memberikan perlindungan pada kecoa.
Meski begitu, pelat tersebut juga cukup fleksibel untuk menekan dan mengalihkan energi ke kaki-kaki binatang mungil ini.
Jika dilihat lebih dekat, kecoa memiliki duri-duri khusus di kakinya yang dapat memperkuat daya cengkramnya, bahkan ketika kakinya terjepit.
Para peneliti menemukan bahwa manuver tersebut memungkinkan kecoa untuk menahan tekanan sekitar 300 kali berat badannya ketika merangkak melalui celah-celah sempit.
Dalam kasus lain, kecoa bahkan bisa bertahan dengan kompresi 900 kali berat badannya.
Alasan lain kenapa kecoa susah mati dan tangguh untuk bertahan hidup di lingkungan perkotaan yaitu memiliki lebih dari 1.000 gen yang mengkode reseptor kimia.
Hal itu membantunya dalam menavigasi lingkungan, termasuk 154 reseptor penciuman. Jumlah ini dua kali lebih banyak dari serangga merayap lainnya.
Tak hanya di situ, kecoa juga punya 522 reseptor gustatori yang kebanyakan mampu mendeteksi rasa pahit sehingga memungkinkan kecoa mendeteksi makanan yang berpotensi beracun.
Kecoa juga menyandikan enzim tertentu yang membantunya mampu melawan pestisida dan bertahan di lingkungan yang ekstrem.
(*)