Namun, hal itu urung dilakukan karena pada hari itu, Mohammad Gudono dipanggil sang Khalik.
"Yang akhirnya beliau pada hari tanggal yang sama 28 Juli 2016 menghadap sang Khalik yang mestinya saat itu merayakan anniversary pernikahan kami berubah kesedihan karena berpisah selamanya."
"Semoga kami bisa ketemu di surga. Takdir kami hadapi walaupun pahit berpisah dengan seseorang yang saya cintai. Saya harus ikhlas dan tegar menghadapinya," tulis Sofiatun Gudono.
Sofiatun Gudono lantas menceritakan detik-detik kepergian sang suami.
Saat itu, Mohammad Gudono berangkat ke Jakarta bersama Guru Besar UGM lainnya untuk mengajar dan pendadaran mahasiswa UGM.
Sesampai di Jakarta, Mohammad Gudono terkena serangan jantung di RS Cipto Mangunkusumo.
Selang dua jam kemudian, Sofiatun Gudono menerima kabar duka, sang suami meninggal.
"Pelukan terakhir sebagai kenangan hangat masih saya rasakan waktu itu malam Jumat dan Jumat 28 juli 2016 menjelang kepergian beliau ke jakarta untuk menjalankan tugas mengajar dan pendadaran mahasiswa UGM di Jakarta bersama Guru Besar-Guru Besar UGM yang berangkat bersama-sama dalam satu pesawat Garuda."
"Kami terpaksa menunda anniversary kami demi tugas dan komitmen beliau dalam tugas-tugasnya."
"Kabar sedih mengejutkan saya, suami sakit terkena serangan jantung di RS Cipto Mangunkusumo sampai saya beli tiket untuk menyusulnya ke Jakarta."
"Namun selang dua jam kemudian berita duka mengabarkan suami meninggal karena serangan jantung," lanjut Sofiatun Gudono.