Grid.ID - Bermula dari Yayasan Perjuangan Anak Bangsa yang didirikan bulan September 2016 oleh dua orang anak remaja yang bercita-cita mulia, lahirlah suatu kegiatan sosial bernama The Spring.
Aksi kegiatan sosial itu mempunyai misi ‘memperjuangkan akses air bersih yang mudah diambil dan aman untuk diminum untuk semua orang’.
Proyek pertama yang dikerjakan adalah pengadaan air bersih di desa Rancabungur, Bogor.
Dalam kurun 6 tahun terakhir, The Spring telah menyelesaikan 6 proyek sumur dan MCK (mandi, cuci, kakus) untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Bogor dan beberapa daerah terpencil di Teluk Naga, Banten.
Sampai hari ini, kegiatan sosial The Spring masih terus beroperasi dilanjutkan oleh Next Gen the Spring yang berjumlah 6 orang: Mark Pramana, Amanda Widjanarko, Bianca Gabriella Goenawan, Christie Arianne Lim, Jerremy Handojo, dan Ayrton Maknawi.
Berusia antara 14-16 tahun, mereka sangat antusias untuk meneruskan dan memperluas proyek-proyek sumur yang sampai sekarang telah membantu kurang lebih 700 KK (Kartu Keluarga).
Pada pertengahan tahun 2022, team Next Gen the Spring telah melakukan survei untuk memilih lokasi terbaru dari proyek the Spring ke-6 di Mauk, Banten.
Mereka turut prihatin dengan warga setempat Mauk yang hanya memiliki satu sumber air utama yaitu sebuah sungai yang dipakai untuk mandi, mencuci baju, dan juga sebagai toilet.
Banyak kendala-kendala bagi warga setempat dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang membutuhkan air, terutama bagi orang tua, penyandang cacat dan orang sakit.
Mereka harus diangkat beberapa orang menuju ke sungai, contohnya saat hendak membuang air besar.
Hal ini merupakan suatu hal yang sangat merepotkan terutama di malam hari.
Baca Juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan Donasi ke 12 SMA dan SMK di Jawa Barat
Kondisi malam yang tidak ada cahaya lampu menjadi kesulitan tersendiri untuk berjalan menuju ke sungai, apalagi jalanan yang tersedia hanyalah sebuah jalan setapak.
Tergerak oleh hal ini, mereka mengadakan fundraising untuk mendanai pembangunan satu sumur besar beserta dengan MCK bagi warga Mauk yang memakan biaya kurang lebih 70 juta Rupiah.
Mereka menjual berbagai merchandise dan menggalang dana dari berbagai macam aktivitas dan sumber.
Pada tanggal 10 Desember 2022, remaja-remaja ini dengan bangga menghadiri peresmian Sumur yang ke-6.
Setelah acara kata sambutan dari perwakilan warga Mauk dan pemotongan pita merah, mereka mengadakan 2 macam workshop untuk warga Mauk.
Workshop yang pertama ditujukan kepada warga dewasa, dengan tujuan agar dapat memberi edukasi untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya gaya hidup bersih dan sehat dengan memanfaatkan fasilitas air bersih.
Workshop kedua adalah menggambar dan mewarnai, ditujukan untuk anak-anak untuk membangun semangat komunitas dan kebersamaan.
Anak-anak remaja ini mengerjakan proyek penyediaan air bersih ini sebagai wujud aksi nyata dan bakti sosial mereka terhadap kesejahteraan bangsa.
Air bersih merupakan hak asasi bagi setiap orang dan mereka bercita-cita untuk memperjuangkan hak ini bagi setiap warga Indonesia, one well at a time.
Bagi yang tergerak untuk mendukung program ini, bisa berdonasi ke BCA no. 0353 800 008 atas nama Yayasan Perjuangan Anak Bangsa.
Baca Juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan Logistik Dapur Umum untuk Bantu Korban Gempa Cianjur
Kogi NFT Segera Rilis Koleksi NFT Pertama
Menjelang tutup tahun 2022, Kogi NFT perpanjangan dari Kognisi edu-platform milik Kompas Gramedia segera merilis koleksi NFT pertamanya yang berasal dari Kogi 3D dan Kogi x Artist.
Kogi x Artist sendiri merupakan hasil kolaborasi Kogi NFT dengan berbagai seniman asal Indonesia melalui derivative campaign #SayItWithColour.
Koleksi Kogi NFT yang pertama akan hadir dengan jumlah 1212 karakter kogi yang lucu dan unik sesuai dengan ciri khas para seniman yang membuatnya.
Selain itu, terdapat karakter Kogi 3D yang tidak kalah imut yang berlatar di dunia fiksi The Summit, Metropolis, Wonderland, Terrafields, dan Chilland.
Kogi NFT akan segera dirilis secara resmi pada 19 Desember 2022 melalui platform Opensea dengan kisaran harga 0,08 - 0,1 ETH dengan tambahan gas fee.
Para peminat dapat segera menyiapkan wallet masing-masing sebelum tanggal minting.
Publik memiliki batasan limit transaksi sebanyak 2 kali, sedangkan allowlist atau yang biasa disebut dengan whitelist hanya memiliki limit 1 kali transaksi.
Berbeda dengan berbagai proyek NFT yang lain Kogi NFT memiliki mimpi untuk berkontribusi dalam edukasi mengenai teknologi Web3 kepada generasi muda.
Mimpi ini sejalan dengan visi dan misi dari Kompas Gramedia untuk mencerahkan bangsa.
Baca Juga: YDKK Ikut Bantu Pembangunan Infrastruktur di Daerah Perbatasan Indonesia
Dalam mewujudkan mimpi tersebut, Kogi NFT memiliki roadmap untuk membuat Learning Hub yang akan hadir di toko Gramedia di kota-kota besar di Indonesia, dan lokasi strategis lainnya dengan rekanan-rekanan Kogi.
Melalui Learning Hub tersebut, Kogi NFT berusaha memberikan kemudahan akses kepada setiap generasi muda untuk belajar mengenai teknologi Web3.
Selain itu, untuk menjangkau ke anak-anak usia dini Kogi NFT akan meluncurkan educative games.
Sebagai pemegang aset Kogi NFT terdapat berbagai keuntungan yang bisa didapatkan langsung di antaranya, berbagai diskon dari produk-produk milik Kompas Gramedia, pengalaman belajar mengenai Web3, aktivitas rekreasi serta gaya hidup, dan masih banyak lagi.
Keuntungan ini bisa dinikmati oleh anak - anak dan orangtua dalam mempersiapkan masa depan.
Tidak hanya sekedar proyek, Kogi NFT juga merupakan sebuah komunitas yang saling menyemangati satu dengan yang lain untuk bekerja sama dan percaya bahwa edukasi merupakan bekal bagi anak-anak di masa depan.
Dengan begitu, komunitas dapat membuahkan hasil yang dapat menginspirasi dan memajukan para kaum muda seperti yang diharapkan bersama.
Pantau terus Twitter & Instagram @kogi_nft untuk mengetahui informasi lebih lanjut terkait detail perilisan koleksi Kogi NFT yang tinggal beberapa hari lagi! (*)