Satu gol yang bersarang ke gawang Maroko itu lahir dari bunuh diri Nayef Aguerd pada laga pamungkas Grup F kontra Kanada.
4. Minim penguasaan bola dibanding tim unggulan lain
Berdasarkan data resmi FIFA hingga fase perempat final, Maroko adalah tim dengan rata-rata penguasaan bola terendah (30 persen) di antara tujuh tim lainnya.
Saat melawan Spanyol di babak 16 besar, penguasaan bola Maroko bahkan hanya 23 persen.
Namun, dominasi dan serbuan para pemain Spanyol tak mampu menggoyahkan pertahanan Singa-singa Atlas.
5. Punya kiper jempolan
Keberhasilan Maroko lolos ke semifinal Piala Dunia 2022 tak bisa dilepaskan dari andil besar kiper Yassine Bounou alias Bono.
Pertahanan solid Singa-singa Atlas semakin sulit ditembus dengan performa apik Bono di bawah mistar.
Bono menjadi pahlawan Maroko saat menang adu penalti melawan Spanyol pada babak 16 besar, di mana ia bisa menepis dua sepakan penalti lawan.
Usai menghadapi Portugal, Bono pun mengukir rekor sebagai kiper Afrika pertama yang mampu mencetak tiga kali clean sheets dalam satu edisi Piala Dunia.
(*)