Dokter tersebut lantas memaparkan alasan ibu muda tersebut meninggal dunia usia melahirkan secara prematur.
"Nah kasusnya kenapa bisa meninggal? Kalau dari ceritanya melahirkan sekitar 32-33 minggu masuk prematur, kemudian terjadi pendarahan, ternyata terjadinya plasenta akreta," ungkapnya.
Baca Juga: Ridho 2R Ceritakan Proses Kelahiran Anaknya, Syifa Sempat Mengaku Tak Kuat
"Plasenta akreta itu adalah kondisi plasenta yang harusnya nempel di rahim, karena dia sudah operasi bolak-balik sehingga rahimnya menjadi tipis.
Plasenta yang harusnya nempel menjadi tembus sampai keluar dari rahim. Dia nempel dengan organ-organ di sekitarnya, bisa di kandung kemih, bisa di usus, bisa di organ yang berada di sekitar rahim," paparnya.
Menurut sang dokter, pada zaman dulu, hampir semua ibu hamil dengan kasus plasenta akreta pasti meninggal dunia.
"Tapi sekarang karena kita di Jawa Timur sudah ada tim plasenta akreta sehingga banyak ibu yang terselamatkan dengan tim ini," ungkapnya.
Pasalnya, diperlukan banyak dokter spesialis untuk menangani kasus plasenta akreta.
"Karena untuk operasi sangat luar biasa, dibutuhkan banyak dokter, ada dokter kandungan, dokter bedah, dokter bedah digestif, urologi, bedah kardiovaskuler.
Jadi untuk melahirkan masih bisa untuk 8 dokter bedah untuk melakukannya," paparnya lagi.
Merasa makin banyak kasus plasenta akreta yang terjadi di Indonesia, ia juga mengimbau agar masyarakat lebih memperhatikan kondisi sang ibu.