Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kecap merupakan salah satu bumbu yang banyak digunakan dalam kuliner Indonesia.
Beberapa makanan yang menggunakan kecap seperti sate, iga bakar, bacem, semur, dan sebagainya.
Penasaran bagaimana asal-usul kecap manis ini?
Ternyata bangsa Romawi sudah menggunakan kecap untuk bumbu masakan sejak 300 tahun SM.
Akan tetapi, dulu bernama liquamen yang terbuat dari petis teri, cuka, minyak, dan merica.
Rasanya mirip dengan kecap dari Tiongkok.
Kemudian pada 1960, tiongkok membuat saus asin harum yang bernama ke’tsiap.
Nah, karena banyak orang Tiongkok yang merantau ke daerah lain seperti Malaysia, Singapura, dan Indonesia, mereka pun membuat dan menjual ke’tsiap.
Dari istilah itu, banyak yang tidak bisa melafalkannya dengan benar sehingga Indonesia menyebutnya dengan kecap.
Apabila hendak dicampur dalam makanan, kecap tidak boleh sembarangan dimasukkan, loh.
Kita harus tahu waktu yang tepat kapan mencampurkan kecap dan sesuaikan dengan jenis olahannnya.
"Sebenarnya kita harus tahu kapan memasukkan kecap supaya rasanya bagus dan enak. Masing-masing (masakan) mempunyai perlakuan khusus," kata Chef Ragil seperti Grid.ID kutip dari Kompas.com.
Menurutnya, kecap manis pada olahan bacem sebaiknya dimasukkan dari awal proses memasak.
Sebab, bahan bacem seperti tahu, tempe, atau telur akan dimasak bersama kecap manis.
Sementara itu, bila kecap manis berfungsi sebagai penambah rasa yang mengutamakan karamelisasi, maka harus dimasukkan saat akhir dan terkena panas.
Hal itu bertujuan agar rasa kecap manis lebih kaya dan terasa saat dicampur bersama bahan protein dan bumbu lain.
Adapun makanan yang membutuhkan karamelisasi kecap manis adalah iga bakar.
Catatan penting, jangan masak kecap manis bila kondimen ini berperan sebagai dipping atau saus cocolan, ya.
Sebab rasa kecap manis bisa berubah saat dimasak.
(*)