Baca Juga: Kolaborasi dengan Kementerian PPPA, Harian Kompas Gelar Inspirasi Perempuan Fest 2022
Hingga kini, Rorokenes telah menawarkan berbagai pilihan tas kulit untuk perempuan dan laki-laki seperti clutch, tote bag, boston bag, shoulder bag, hingga backpack.
“Ciri khas kami adalah mengeksplorasi teknik anyaman Nusantara yang kemudian kami aplikasikan ke media kulit dan tenun menggunakan konten lokal sebanyak 80 persen. Bahkan baku lokal dari Indonesia dan pekerja juga dari Indonesia,” papar Syanaz.
Lambat laun, setelah bisnisnya semakin berkembang, Syanaz menyadari bahwa 86 target pasar Roro Kenes adalah perempuan.
Hal itu membuat Syanaz berinisiasi untuk memberdayakan perempuan di kota dengan melibatkan mereka dalam proses produksi.
Syanaz mengkhususkan program tersebut kepada ibu-ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus, mengingat bahwa ia sendiri merupakan ibu dari anak disabilitas.
“Saya masuk ke ibu-ibu berkebutuhan khusus agar mereka bisa mendapatkan pendapatan tambahan tanpa meninggalkan anaknya. Jadi, Ibu dari dua anak berkebutuhan khusus mempekerjakan ibu dengan anak berkebutuhan khusus,” jelas Syanaz.
Apalagi, menurutnya, menganyam juga membantu para ibu untuk merasakan healing dari rutinitas sehari-hari di rumah.
“Menganyam itu healing loh. Sambil nonton sinetron, nungguin anaknya, mereka sambil menganyam. Menganyam membuat balancing antara otak kanan dan kiri supaya sinkron,” pungkas Syanaz.
Dengan memberdayakan perempuan, Syanaz meyakini bahwa setiap keluarga akan menjadi lebih kokoh dan kuat.
Jika laki-laki merupakan kepala keluarga, maka perempuan adalah leher dan cairan selebrospinal yang mengalir ke sumsum tulang belakang.
Tanpa leher dan cairan tersebut, tentunya kepala dan anggota tubuh lainnya akan layu dan tidak bisa bekerja dengan semestinya.
(*)