Find Us On Social Media :

Cerita Syanaz Nadya Winanto, Wirausaha Tas Anyaman yang Berdayakan Ibu-ibu dari Anak Berkebutuhan Khusus di Semarang

By Ragillita Desyaningrum, Senin, 19 Desember 2022 | 13:40 WIB

Syanaz Nadya Winanto, pengusaha label tas anyaman Roro Kenes, di acara Inspirasi Perempuan Fest 2022 di The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2022).

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.ID – Seperti kebanyakan wanita, Syanaz Nadya Winanto tak menampik kecintaannya pada produk tas yang ada di pusat perbelanjaan.

Berawal dari keinginan untuk memiliki tas anyaman asal Italia, Syanaz Nadya Winanto akhirnya berinisaisi untuk membuat label tasnya sendiri yang bernama Roro Kenes.

Pada saat itu, Syanaz ditantang oleh sang suami untuk membuat sendiri tas seharga puluhan juta yang diidam-idamkannya.

Tantangan itu menjadi alarm tersendiri bagi Syanaz hingga akhirnya ia bernegosiasi dengan sang suami untuk memberikannya modal sebesar Rp 30 juta.

Uang tersebut akhirnya digunakan Syanaz untuk melakukan riset dan pengembangan, termasuk membeli tas tiruan (KW) yang mirip untuk kemudian ia pelajari konstruksinya.

Selama melakukan riset, Syanaz pun menyadari bahwa sebenarnya Indonesia punya potensi yang sangat besar untuk menciptakan tas anyaman yang tak kalah dengan produk luar negeri

“Saat saya riset, saya mengetahhui bahwa anyaman sudah menjadi budaya Indonesia semenjak ratusan tahun lalu. Padahal kita bisa melakukannya, kenapa kita tidak mengeksplorasi ya?” kata Syanaz dalam acara Inspirasi Perempuan Fest 2022 yang diadakan Harian Kompas di The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka, Jumat (16/12/2022).

Hingga akhirnya beberapa bulan kemudian, Syanaz berhasil melahirkan label tas Roro Kenes di tahun 2014 dengan dibantu satu penjahit dan satu helper.

Produknya kemudian semakin mendapatkan perhatian dan respons positif masyarakat setelah tampil di acara Semarang Great Sale.

Tak disangka-sangka, Syanaz juga berkesempatan untuk memasarkannya di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Jepang, hingga beberapa negara di Eropa.

Bahkan, baru-baru ini, produk tas milik Roro Kenes dipilih untuk menjadi official merchandise dalam gelaran Presidensi G20 Indonesia 2022.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Kementerian PPPA, Harian Kompas Gelar Inspirasi Perempuan Fest 2022 

Hingga kini, Rorokenes telah menawarkan berbagai pilihan tas kulit untuk perempuan dan laki-laki seperti clutch, tote bag, boston bag, shoulder bag, hingga backpack.

“Ciri khas kami adalah mengeksplorasi teknik anyaman Nusantara yang kemudian kami aplikasikan ke media kulit dan tenun menggunakan konten lokal sebanyak 80 persen. Bahkan baku lokal dari Indonesia dan pekerja juga dari Indonesia,” papar Syanaz.

Lambat laun, setelah bisnisnya semakin berkembang, Syanaz menyadari bahwa 86 target pasar Roro Kenes adalah perempuan.

Hal itu membuat Syanaz berinisiasi untuk memberdayakan perempuan di kota dengan melibatkan mereka dalam proses produksi.

Syanaz mengkhususkan program tersebut kepada ibu-ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus, mengingat bahwa ia sendiri merupakan ibu dari anak disabilitas.

“Saya masuk ke ibu-ibu berkebutuhan khusus agar mereka bisa mendapatkan pendapatan tambahan tanpa meninggalkan anaknya. Jadi, Ibu dari dua anak berkebutuhan khusus mempekerjakan ibu dengan anak berkebutuhan khusus,” jelas Syanaz.

Apalagi, menurutnya, menganyam juga membantu para ibu untuk merasakan healing dari rutinitas sehari-hari di rumah.

“Menganyam itu healing loh. Sambil nonton sinetron, nungguin anaknya, mereka sambil menganyam. Menganyam membuat balancing antara otak kanan dan kiri supaya sinkron,” pungkas Syanaz.

Dengan memberdayakan perempuan, Syanaz meyakini bahwa setiap keluarga akan menjadi lebih kokoh dan kuat.

Jika laki-laki merupakan kepala keluarga, maka perempuan adalah leher dan cairan selebrospinal yang mengalir ke sumsum tulang belakang.

Tanpa leher dan cairan tersebut, tentunya kepala dan anggota tubuh lainnya akan layu dan tidak bisa bekerja dengan semestinya.

(*)