Mantan CEO Twitter Jack Dorsey, yang baru-baru ini berinvestasi di platform media sosial Nostr, membalas postingan Twitter dengan satu kata: "Mengapa?"
Dalam postingan pengguna lain yang membahas larangan promosi Nostr, Dorsey membalas, "tidak masuk akal".
Pekan lalu, Twitter membubarkan Dewan Kepercayaan dan Keamanannya, sebuah kelompok sukarelawan yang dibentuk pada 2016 untuk memberi nasihat kepada platform media sosial itu mengenai keputusan yang harus diambil platform tersebut.
Perubahan kebijakan mengikuti tindakan kacau lainnya di Twitter sejak Elon Musk, yang juga CEO Tesla, membeli perusahaan media sosial tersebut.
Dia memecat manajemen puncak dan memberhentikan sekitar setengah dari tenaga kerja Twitter, serta merencanakan masa depan untuk layanan berlangganan Twitter Blue.
Musk juga menangguhkan akun beberapa jurnalis atas kontroversi penerbitan data publik tentang pesawat miliarder itu.
Musk mengaktifkan kembali akun-akun jurnalis tersebut setelah mendapat kritik dari pejabat pemerintah, kelompok advokasi, dan beberapa organisasi jurnalisme pada Jumat (16/12/2022), dengan beberapa orang mengatakan Twitter telah membahayakan kebebasan pers.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Elon Musk Buat Jajak Pendapat: Apakah Saya Harus Berhenti Jadi CEO Twitter?