Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID - Persidangan kasus pembunuhan Brigadir J kembali digelar.
Kali ini para ahli forensik dihadirkan untuk memberikan keterangan.
Melansir dari Kompas.com, ditemukan fakta bahwa pada pada Jumat, 8 Juli 2022, otak Brigadir J dipindahkan ke perut oleh Ahli Forensik dan Medikolegal Farah Primadani Karouw.
Proses autopsi jenazah Brigadir J juga telah sesuai dengan SOP.
"Jadi setelah pemeriksaan autopsi selesai, jadi autopsi itu kita lakukan pemeriksaan semua organ," kata Farah.
Tujuan tim kedokteran forensik memasukkan otak ke rongga perut karena akan dilakukan proses embalming setelah autopsi.
"Pada saat itu pengembalian itu masuk intinya ke dalam rongga tubuh karena akan dilakukan proses tindakan embalming pascaautopsi," ujar Farah.
"Sehingga untuk memaksimalkan embalming itu kami rendam ke dalam formalin, lalu kami masukkan ke dalam rongga perutnya," sambungnya.
Dilansir Grid.ID dari TribunnewsBogor.com pada Selasa (20/12/2022), dokter forensik juga mengungkap sejumlah fakta terkait pembunuhan Brigadir J.
Yang pertama, ditemukannya masker yang bolong saat jenazah Brigadir J sampai di rumah sakit.
Masker itu diungkap Farah masih menggelantung di sekitar area wajah.
"Kami idenifikasi memang ada lubang di maskernya, tapi tidak tahu lubang akibat apa," kata Farah.
Selain itu tak ditemukan luka sayatan, hanya ada luka tembak di sekujur tubuh Brigadir.
"Di luar yang saya lakukan saat pertama kali jenazah datang tidak ditemukan luka-luka lain selain luka tembak," ungkap Farah.
Tim Forensik juga menyebut ada 2 tembakan mematikan yang berakibat fatal bagi Brigadir J.
"Dari tujuh luka tembak yang ditemukan, ada dua yang bersifat fatal atau dapat menimbulkan kematian," ujar Farah.
"Yaitu luka tembak pada dada sisi kanan, yang kedua luka tembak masuk yang ditemukan pada kepala bagian belakang sisi kiri," tambahnya.
(*)