Jika pasangan kamu sudah punya tabungan, beri pertanyaan lanjutan soal bagaimana ia menabung, lalu lanjutkan ke diskusi soal bagaimana kamu berdua menabung untuk biaya pernikahan ataupun ketika sudah menikah nanti.
Jika pasangan kamu atau bahkan kamu belum mulai menabung, Anda bisa diskusikan berapa persen pendapatan yang akan disisihkan dan berkomitmen untuk menabung. Dengan ini, kamu bisa punya bayangan berapa bujet yang akan dikeluarkan untuk menikah dan kapan kamu bisa mencapai target pernikahan tersebut.
Apakah pasangan punya cicilan dan pinjaman?
Nah, pertanyaan ini juga tidak kalah pentingnya. Sebab, cicilan dan pinjaman adalah sebuah komitmen. Jika pasangan kamu memiliki utang, cobalah hitung jumlah utang tersebut, selama masih bisa menabung, tidak melebihi 30 persen pendapatan, serta utang tersebut bersifat produktif, sangat dirasa hal tersebut tidak akan menjadi masalah.
Jika kamu dan pasangan memiliki keuangan yang sehat serta terbuka untuk mengambil cicilan, lebih baik kamu mengajukan cicilan dan pinjaman melalui Kredivo yang memiliki bunga rendah dan sudah terdaftar serta diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Tak Mau Lagi Pacaran, Al Ghazali Ingin Cari Calon Istri dengan Kriteria Ini
Dengan bunga 0 persen untuk paylater dalam 30 hari dan kredit online tenor 3 bulan, serta bunga rendah 2,6 persen per bulan untuk tenor 6 bulan dan 12 bulan dengan limit hingga Rp 30 juta.
Kamu bisa memanfaatkan layanan ini untuk membeli perabotan rumah, membeli gadget hingga membeli souvenir pernikahan yang bisa kamu dapatkan di merchant Kredivo, seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Zalora, Erafone, iBox, dan masih ribuan merchant online dan offline lainnya.
Bagaimana pandangan pasangan tentang dana darurat?
Dana darurat mungkin tidak terlintas pada pikiran orang yang ingin serius menikah. Di tengah “kejar setoran” menyiapkan biaya pernikahan, pasti yang dipikirkan hanya menabung, mengirit dan bagaimana acara pernikahan akan berlangsung.
Padahal, urusan keuangan setelah menikah juga patut dipikirkan secara matang dari jauh-jauh hari seperti halnya dana darurat.
Cobalah pertanyakan, bagaimana nanti jika ada hal-hal yang sifatnya darurat dan membutuhkan uang yang cukup banyak? Berapa besar pendapatan yang Anda sisihkan untuk hal ini?
Jika pasanganmu belum memikirkan dana itu, ada baiknya Anda berinisiatif untuk mengajaknya mulai mempersiapkan dana darurat dengan nominal yang paling rendah terlebih dahulu, yaitu memiliki dana yang cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari selama tiga bulan ke depan.
Nah, kira-kira itu dia obrolan-obrolan tentang finansial yang penting untuk dibahas sebelum kamu memutuskan untuk merencanakan hari pernikahan bersama pasangan. Coba pelan-pelan bicarakan hal tersebut supaya transparansi finansial bisa terwujud ketika sudah berumahtangga.