Grid.ID - Terdakwa pembunuhan Bridagir J, Kuat Maruf mengaku sakit hati karena sering disebut pembohong dalam persidangan.
Pengakuan Kuat Maruf itu dilontarkan dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).
Kuat Maruf juga mengutarakan kekecewaannya itu ke ahli psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusuma Wardhani.
"Yang saya tanyakan, saya ini seorang pembohong, orang yang tidak jujur atau bagaimana ibu?"
"Soalnya akhir-akhir ini saya sering disebut pembohong dan tidak jujur ibu. Dan saya sakit dengan bahasa itu ibu," tanya Kuat Maruf kepada Reni dalam persidangan di PN Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).
Menanggapi hal itu, Reni menuturkan bahwa Kuat Maruf memang pernah berbohong dalam kasus pembunuhan Brigadir J tersebut. Namun, pernyataan itu telah direvisi oleh Kuat Maruf.
"Kemudian kami mengukur kredibilitas keterangan bapak. Itu yang tadi telah kami sampaikan."
"Jadi simpulannya sebetulnya karena kepatuhan yang sangat tinggi seperti itu dan ada situasi tidak tau menahu berada di dalam satu tempat di situasi seperti itu sehingga berada di tempat yang keliru pada saat itu," jawab Reni.
Lantas, Kuat Maruf kembali menanyakan apakah dirinya selama ini telah memberikan keterangan yang jujur dalam persidangan.
Lalu, Reni mengaku tidak menemukan indikasi manipulasi selama pemeriksaan terhadap Kuat Maruf.
"Padahal aslinya jujur ya ibu?" tanya Kuat Maruf.
"Kami tidak bilang bohong ya pak ya. Tapi tidak ada indikasi manipulatif," jawab Reni.
Diberitakan sebelumnya, Ahli Psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusuma Wardhani mengungkapkan bahwa Kuat Maruf memiliki kecerdasan yang tergolong di bawah rata-rata dibandingkan orang seusianya. Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo itu dinilai lambat memahami informasi.
Fakta itu diungkap Reni saat menjadi saksi ahli dalam persidangan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J atas kelima terdakwa di PN Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).
"Kuat Maruf kecerdasannya tergolong di bawah rata-rata dibanding dengan orang seusianya. Jadi bapak Kuat Maruf lebih lambat dalam memahami informasi."
"Saya harus menyampaikan ya Pak, mohon maaf. Izin Pak Kuat," kata Reni saat menjawab pertanyaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di PN Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).
Reni menyatakan bahwa Kuat Maruf dinilai lambat dalam memahami informasi dan menyesuaikan diri dari tuntutan lingkungan. Namun, Kuat memiliki kemampuan untuk menilai lingkungan sekitarnya.
"Jadi lebih lambat memahami informasi dan menyesuaikkan diri dari tuntutan lingkungan tetapi memiliki potensi untuk memahami keadaan di lingkungan sekitarnya melalui nilai-nilai moral yang dia yakini dan melalui kebiasaan yang dia alami seperti itu," jelas Reni.
Lebih lanjut, Reni menuturkan bahwa Kuat Maruf memiliki kepatuhan yang tinggi. Sebaliknya, dia bukan orang yang mudah disugesti oleh orang lain.
"Jadi pada bapak Kuat Maruf ini tidak dapat disugesti, kepatuhannya tinggi, tetapi tidak mudah disugesti, dan dari hasil kepura-puraan tidak didapatkan kepura-puraan," pungkasnya.
(*)Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Curhat ke Ahli Psikologi karena Terus Disebut Pembohong, Kuat Maruf: Saya Sakit Dengan Bahasa Itu