Suryo mengatakan, orang yang menodongnya dengan senpi itu menyebut dirinya sebagai anggota Polri.
"Saya diginiin (mengisyaratkan tangan seperti ditodongi senjata api)," ujarnya.
"'Isoh meneng ra mas? (Bisa diam tidak mas?)' Ditodong didorong. 'Ojo peh aku nganggo klambi biasa terus kowe nyepelekke aparat' (jangan karena aku pakai baju biasa terus kamu menyepelekan aparat)," tuturnya mengikuti perkataan oknum tersebut.
Sementara itu, meski peristiwa bentrok ini diwarnai kekerasan, Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi berharap dua pihak yang berseteru bisa melakukan mediasi.
Alasannya karena dua pihak tersebut masih memiliki hubungan saudara.
"Keraton ini semuanya adalah kerabat."
"Artinya saudara, kalau pun memang nanti ada hal-hal yang memang kurang terjalinnya komunikasi, kami arahkan untuk masing-masing dari yang ada di Keraton ini yang mungkin untuk saling bicara disesuaikan secara kekeluargaan," ujar Iwan.
Namun, pihak yang berseteru sepertinya enggan menuruti saran polisi untuk berdamai dengan lawan.
Pasalnya, Ketua Eksekutif LDA, KPH Eddy Wirabhumi justru ingin melaporkan kejadian ini kepada polisi.
Ia nekat mengambil langkah ini lantaran cucu PB XIII BRM Yudhistira Rachmat Saputro mengalami luka-luka.
Sementara cucu lainnya BRM Suryo Mulyo ditodong oleh oknum.