Find Us On Social Media :

Tak Sudi Damai, KPH Eddy Wirabhumi Tolak Usul Mediasi Usai Tragedi Berdarah Keraton Solo: Tetap Kami Proses!

By Mentari Aprelia, Sabtu, 24 Desember 2022 | 14:21 WIB

Ketua Eksekutif LDA, KPH Eddy Wirabhumi, akan melapor ke polisi terkait kericuhan pada Jumat (23/12/2022) malam.

Laporan Wartawan Grid.ID, Mentari Aprellia

Grid.ID - Keraton Kasunanan Surakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Keraton Solo kembali memanas.

Pada Jumat (23/12/2022) malam, terjadi bentrok di Keraton Solo yang membuat beberapa orang sampai terluka.

Bukan orang luar, pertikaian ini melibatkan dua kubu bangsawan di Keraton Solo yang masih memiliki hubungan kerabat.

Dilansir dari artikel Grid.ID sebelumnya, Sabtu (24/12/2022), bentrok ini terjadi antara kubu Sasonoputro dan Lembaga Dewan Adat (LDA).

Kericuhan yang terjadi pukul 19.00 WIB ini menyebabkan empat orang mengalami luka di bagian kepala hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Menurut kuasa hukum KRA Christophorus Aditiyas Suryo Admojonegoro, Agung Susilo, ada empat orang di pihaknya yang terluka.

"Iya. Dari satgas 4 orang luka bocor di kepala," jelasnya.

Namun, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng justru mengaku diusir oleh kubu Sasonoputro.

Menurut Gusti Moeng, pihak Sasonoputro membawa sekitar 50 orang untuk mengusir Gusti Moeng sekeluarga.

Bahkan, cucu Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, BRM Suryo Mulyo mengaku ditodong senjata api.

Baca Juga: BENTROK di Keraton Solo Pecah, Dua Kubu Bangsawan Saling Serang, 4 Orang Terluka hingga Cucu PB XIII Ditodong Pistol

Suryo mengatakan, orang yang menodongnya dengan senpi itu menyebut dirinya sebagai anggota Polri.

"Saya diginiin (mengisyaratkan tangan seperti ditodongi senjata api)," ujarnya.

"'Isoh meneng ra mas? (Bisa diam tidak mas?)' Ditodong didorong. 'Ojo peh aku nganggo klambi biasa terus kowe nyepelekke aparat' (jangan karena aku pakai baju biasa terus kamu menyepelekan aparat)," tuturnya mengikuti perkataan oknum tersebut.

Sementara itu, meski peristiwa bentrok ini diwarnai kekerasan, Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi berharap dua pihak yang berseteru bisa melakukan mediasi.

Alasannya karena dua pihak tersebut masih memiliki hubungan saudara.

"Keraton ini semuanya adalah kerabat."

"Artinya saudara, kalau pun memang nanti ada hal-hal yang memang kurang terjalinnya komunikasi, kami arahkan untuk masing-masing dari yang ada di Keraton ini yang mungkin untuk saling bicara disesuaikan secara kekeluargaan," ujar Iwan.

Namun, pihak yang berseteru sepertinya enggan menuruti saran polisi untuk berdamai dengan lawan.

Pasalnya, Ketua Eksekutif LDA, KPH Eddy Wirabhumi justru ingin melaporkan kejadian ini kepada polisi.

Ia nekat mengambil langkah ini lantaran cucu PB XIII BRM Yudhistira Rachmat Saputro mengalami luka-luka.

Sementara cucu lainnya BRM Suryo Mulyo ditodong oleh oknum.

Baca Juga: Kronologi Kericuhan di Keraton Kasunanan Solo, Cucu Pakubuwono XIII Diancam Pakai Pistol: Ini Rumah Saya, kok Diusir?

"Iya tetap kami proses (lapor) di pimpinan tertinggi, di bidang penegakan pelanggaran yang dilakukan oleh oknum kepolisian," dilansir dari TribunSolo.com, Sabtu (24/12/2022).

Kini, BRM Yudhistira Rachmat Saputro sudah melakukan visum karena luka yang dideritanya.

"Kondisi Yudhistira membaik. Korban lain masih di rumah sakit," akunya.

KPH Eddy Wirabhumi juga menceritakan sekilas kronologis kericuhan itu sebenarnya sudah dibicarakan baik-baik untuk menjaga bersama.

"Ini kerajaan aset bangsa, bukan milik perorangan ataupun raja. Ayo kita jaga bersama, " jelasnya.

(*)