Grid.ID - Sosok Tiko, anak bu Eny yang alami depresi dan tinggal di rumah mewah tanpa air dan listri seorang diri kini sedang viral.
Pasalnya, Tiko merawat sendiri ibunya yang diduga jadi ODGJ lantaran ditinggal suaminya.
Kehidupan Tiko dan sang ibu, Bu Eny terkuak oleh YouTuber yang sedang mencari konten penelusuran tempat-tempat horor.
YouTuber itu mendapat informasi tentang rumah mewah tetapi terbengkalai dan bak tak berpenghuni.
Saat hendak didatangi, ternyata rumah mewah yang terbengkalai itu dihuni oleh seorang ibu paruh baya yang mengalami depresi.
Ibu Eny selalu marah-marah dan tak bisa tenang saat melihat banyak orang.
Bahkan, saat ada YouTuber yang ingin membawa bu Eny ke rumah sakit jiwa untuk berobat terdapat sedikit kendala.
Tak hanya bu Eny yang tetap mengurung diri di rumah, Tiko sang anak juga tampak tak rela ibunya dibawa pergi.
Tangis Tiko bahkan pecah saat proses evakuasi ibunya untuk dibawa ke RSJ.
Namun, Tiko kini telah cukup merelakan ibunya dirawat di rumah sakit.
Selain Ibu Eny mendapatkan perawatan, rumah Tiko dan ibunya juga dibersihkan oleh warga sekitar dan para YouTuber.
Akan tetapi, terdapat kisah pilu di balik perpisahan sementara ibu dan anak itu.
Menurut Tiko, dirinya tak lagi bisa menemui ibunya secara langsung di rumah sakit.
Bahkan, Tiko juga terlihat menyayangkan lantaran pihak rumah sakit tak menyampaikan makanan titipannya yang ditujukan untuk sang ibu.
Hal ini seperti yang diungkapkan Tiko pada YouTuber Sang Explore pada Rabu (4/1/2023) lalu.
Cuplikan video tersebut kemudian diunggah ulang di berbagai media sosial.
Salah satunya akun Instagram @rumpi_gosip pada hari yang sama.
Dalam unggahan Instagram tersebut, Tiko mengaku tak bisa bertemu dengan sang ibu yang kini sedang berada di ruang jiwa.
"Nggak boleh (bertemu), ngintip kamar aja nggak boleh. Bener-bener ditutup total," ujar Tiko.
Rupanya, hal tersebut dilakukan bukan tanpa alasan.
"Katanya sih kalau sudah masuk ke ruang jiwa, selain katanya biar mamah lepas dari Tiko juga biar bisa beradaptasi dengan yang lain. Jadi emang jangan dijenguk," ungkap Tiko lagi.
Ia pun mengaku kerap merasa khawatir dengan kondisi ibunya terlebih lantaran ia hanya pengguna BPJS kelas 3.
"Tiko emang gampang was-was, jadi di pikiran 'Ini mamah penangannya di sana benar apa engga?
Apalagi melihat reviewnya bilang kalau menggunakan BPJS penangannya kayak diperlambat apa bagaimana, dipersulit gitu kan?
Apalagi BPJSnya itu kan golongan tiga, yang gratis. Dapat kamarnya kamar golongan 3 juga takutnya gitu," papar Tiko.
Kendati begitu, ia mencoba pasrah demi kebaikan orang yang paling disayanginya itu.
"Dari kemarin sebenarnya kepikiran, tapi ya udah lah pasrah aja," ucapnya.
Tiko bahkan mengaku sempat tak merelakan sang ibu dibawa ke RSJ.
"Makanya dari kemarin aku nggak mau mama dibawa ke rumah sakit itu karena selain 'ini nanti penangannya gimana?, obatnya yang dikasih apa? misalnya nggak boleh dijenguk, dititipin makan, makanannya sampai apa engga? pokoknya macam-macam.
Cuma udah kepalang terlanjur, ya kalau emang yang terbaik coba dipasrahin aja," ucap Tiko pasrah.
Kendati begitu, Tiko telah meninggalkan nomor teleponnya agar sewaktu-waktu bisa dihubungi oleh pihak rumah sakit.
"Jadi nanti kalau mama ada perlawanan atau gimana, pasti dari rumah sakit ngehubungin.
Kayak waktu itu mau pindah ruangan dari ruang jiwa pertama masuk ke ruang visit itu kan ngehubungin jam 1 malam suruh datang keluarga," terang tiko lagi.
Kendati tak bisa sewaktu-waktu bertemu, Tiko mengaku masih bisa menemani sang mama saat berada di ruang visit.
"Kalau di ruang visit harus didampingi terus nggak boleh ditinggal, makanya aku sampai nginep berapa hari di sana.
Sampai akhirnya mamah sudah dapat rekomendasi dari dokter spesialis coba diobservasi dulu," ungkap Tiko.
Pria 23 tahun itu pun mengatakan diagnosa dokter bahwa sang mama sulit untuk sembuh.
"Tapi dokter bilang kemungkinan mama sembuh itu kecil banget.
Malah ya paling nggak bisa sembuh. Karena penangannya udah lama 12 tahun berjalan itu sarafnya udah susah, apalagi udah umur juga.
Usianya udah hampir 60, mama kalau nggak salah kelahiran 63," papar Tiko.
Selain itu, ia juga mengungkap kemungkinan lain yang disampaikan dari pihak rumah sakit.
"Opsi yang dikasih itu, mama terus dirawat di sini dilepas. Aku kan nggak tega begitu, jadi aku nggak pilih opsi itu.
Opsi kedua dari dokter itu, setelah observasi di ruang jiwa, bagaimana hasilnya nanti dikasih, setelahnya rawat jalan, dijemput ke rumah tapi dengan obat dari dokter dosisnya, harus nggak boleh telah sehari pun katanya," papar Tiko.
Ia pun mengaku lebih memilih opsi yang kedua daripada yang pertama.
Kendati begitu, untuk membawa ibunya pulang, Tiko ingin agar rumahnya sudah bersih dan siap untuk ditinggali lagi.
"Paling cepat bisa 3 hari, paling lama sampai kondisi mama benar-benar membaik. Rencanaku, mama dibawa pulang kalau kondisi rumah sudah bersih ya," ucap Tiko.
(*)