“Kadang juga perabotan dia yang ada, dijual-jualin. Pernah (nawarin) ke saya juga, barang yang mungkin saya tidak gunakan tapi ditawarkan, ya udah saya beli, sekadar membantu Tiko,” papar Noves.
Seiring berjalannya waktu, ketika Noves dipercaya untuk menjadi ketua RT setempat di tahun 2015, Tiko ditawari untuk bekerja sebagai petugas keamanan komplek.
Sempat tidak diizinkan oleh sang ibu, Tiko akhirnya bisa menyambung hidup dengan menjadi satpam di kompleknya hingga sekarang.
Walau gajinya sebagai satpam komplek tidak besar, Tiko masih sering mendapatkan sumbangan dari warga.
“Memang (gaji) tidak seperti keamanan lain ya, karena kan di sini bukan merekrut keamanan profesional ya," tuturnya.
"Kisaran Rp 1.000.000 sampai Rp 1.500.000 per bulan. Itu belum kalau ada sumbangan-sumbangan lain,” pungkas Noves.
(*)