Semenjak kepergian ayah Tiko setelah tiga tahun, ayah Tiko meninggal dunia tepat tahun 2015 di Desa Bayemtaman, Kabupaten Magetan.
"Pak Herman baru beberapa tahun di Madiun dia meninggal pada tahun 2015 di kebumikan di desa bayem taman, Kabupaten Magetan," jelasnya.
Lebih lanjut, Sumaryono juga menceritakan bahwa sosok ayah mendiang Tiko ini dikenal cekatan dalam berbisnis sehingga bisa membeli beberapa rumah saat itu.
"Pak Puh itu memang cekatan jadi memang bisa beli rumah di Bintara dan Kelender," terangnya.
Dijelaskan Sumaryono juga ternyata mendiang ayah Tiko sempat memiliki usaha jual beli mobil hingga akhirnya di tipu membuatnya harus kehilangan mobil.
"Selain dia di departemen keuangan dia itu juga terakhir jual beli mobil di sewain," ungkapnya.
"Kemudian terakhir itu dia cerita ke saya dia di tipu rekan bisnisnya, itu mobil bikinan Amerika, jadi suratnya ada tapi mobilnya gak ada," sambungnya.
"Setelah itu kami lost kontak, saya dengar pak Puh akhirnya pindah ke Madiun," sambungnya.
Sebelumnya, Tiko yang menceritakan bahwa saat awal ditinggal ayah, kondisi ibu Eny masih dalam keadaan baik-baik saja, namun semenjak 2015 setelah kepergian sang ayah ibu Eny mulai mengalami depresi.
"Kondisi mama sih waktu itu masih baik-baik aja belum separah sekarang ini," jelas Tiko.