Grid.ID - Setelah perilisan drama The Glory, kasus kekerasan di sekolah menjadi topik pembicaraan panas.
Berbagai kasus bullying di sekolah pun bermunculan di media sosial.
Salah satunya mengenai aksi bullying yang dilakukan aktor Thailand yang kini tengah naik daun, Ohm Pawat.
Mengutip Kbizoom, awalnya netizen Thailand menaikkan tagar #ThaiTheGlory di media sosial.
Menggunakan hastag itu, mereka mengungkap kasus bullying di masa lalu dan masa sekarang yang terjadi di negara mereka.
Dari situlah, aksi bullying Ohm Pawat di masa lalu ikut terbongkar.
Mengutip Tribunnews.com, isu Bullying yang dituduhkan kepada Ohm Pawat berawal dari sebuah akun Twitter yang berinisal 'B'.
Namun, akun tersebut tidak mencantumkan nama Ohm Pawat, ia hanya menuliskan seorang aktor berasal dari agensi GMMTV.
Meskipun tidak mencantumkan nama, orang-orang menebak bahwa aktor yang dimaksud dalam tweet tersebut adalah Ohm Pawat.
Dalam cuitannya, akun tersebut mengatakan sang aktor telah melakukan bullying pada seorang penderita autisme saat duduk di bangku sekolah.
Tidak hanya itu, akun tersebut juga menjelaskan sang aktor sering mengganggu teman-temannya sejak SD hingga SMA.
Akun tersebut lanjut meminta kepada sang aktor untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf di depan para penggemar.
Selang tak lama, Ohm Pawat buka suara dan menjelaskan apa yang terjadi di masa lalu.
"Izinkan saya untuk menjelaskan apa yang terjadi," tulisnya melalui akun Twitter-nya.
Dalam unggahannya, Ohm Pawat mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada korban serta penggemar.
"Untuk cerita yang dimaksud Maafkan saya. Ya, saya keluar untuk menjelaskan perlahan. Karena ini adalah cerita yang berhubungan dengan orang lain juga Izinkan saya mengklarifikasi,"
"Saya akui itu ketika saya masih muda, saya nakal dan cukup nakal untuk pantas mendapatkannya, yang terkadang merupakan lelucon kekanak-kanakan laki-laki,"
"Tanpa maksud untuk menimbulkan perasaan buruk, kejadian itu terjadi di SMP tempat saya dan teman-teman menggoda teman-teman lainnya,"
"Sejak saat itu saya dan teman-teman saya telah diperingatkan oleh guru. Dihukum dengan tongkat dan dipanggil orang tua untuk menemui saya dan guru saya,"
"Saya meminta maaf kepada seorang teman Dan orang tua, sahabat atas kesalahan saya waktu itu,"
"Kejadian itu menjadi pelajaran yang sangat mahal bagi saya dan membuat saya mencoba untuk memperbaiki diri setiap saat,"
"Saya merasa menyesal jika apa yang terjadi di masa lalu ketika saya masih kecil masih menyebabkan teman itu memiliki luka di hatinya sampai hari ini,"
"Saya benar-benar minta maaf dari lubuk hati saya. Apa yang terjadi, saya merasa bersalah sepanjang hidup saya dan saya tidak pernah memaafkan diri saya sendiri,"
"Saya meminta maaf kepada semua orang yang terpengaruh oleh lelucon masa kecil," tulisnya.
(*)