Orangtua RNF sehari-hari berjualan sayur menggunakan gerobak untuk menghidupi RNF dan keempat adiknya.
Sejak masih sekolah RNF turut membantu ekonomi keluarga dengan berjualan susu jeli, teh tarik, bakso, dan sosis.
Dia menyadari dengan kuliah di perguruan tinggi bisa menjadi jalan mengubah nasibnya. Selama kuliah dia tak meminta uang pada orangtuanya.
Dia bekerja paruh waktu untuk mencukupi hidup sehari-hari selama perkuliahan. Dia juga tak menggunakan kendaraan selama di Jogja.
Dia rela berjalan dari kosnya di Pogung hingga Jalan Colombo, tempat dia berkuliah.
Berjuang meminta keringanan UKT RNF menyadari bahwa UKT yang harus ditanggungnya sangat berat.
Oleh karena itu dia berusaha dengan berkali-kali merngurus keringanan UKT.
Setelah merasa berkali-kali dipingpong saat mengurus keringanan UKT, akhirnya hanya bisa turun Rp 600.000 dari Rp 3,14 juta.
Di saat-saat waktu pembayaran UKT itu dia bahkan harus menerima bantuan dari teman-teman, DPA, dan kajur untuk patungan membantu membayar UKT-nya.
Karena biaya kuliah yang dinilai masih berat itu, RNF disebutkan mengambil cuti dan bekerja untuk membayar UKT semester berikutnya.
Namun pada 9 Maret 2021, Ganta menyebutkan RNF meninggal dunia, salah satunya dipicu karena penyakit hipertensi.