Grid.ID - Tak kalah cerdas dari Jerome Polin, sosok Nono, bocah SD yang raih juara 1 lomba matematika internasional sangat membanggakan.
Meskipun masih duduk di bangku sekolah dasar, Nono memiliki kecerdasan yang tak kalah dari Jerome Polin.
Pasalnya, bocah SD bernama Nono itu menyukai matematika sebagaimana Jerome Polin.
Siswa SD asal Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Caesar Archangels Hendrik Meo Thunay berhasil juarai lomba matematika internasional.
Bocah yang akrab disapa Nono itu, meraih Juara satu lomba matematika Internasional Abacus World Competition.
Nono merupakan siswa SDN Inpres Buraen 2, Nusa Tenggara Timur.
Sekolah tersebut merupakan sekolah binaan PT Astra International Tbk melalui Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim (YPA-MDR) di Kupang.
Abacus World Competition yang diikuti Nono merupakan wadah perlombaan matematika untuk seluruh murid Abacus Brain Gym di seluruh dunia.
Skor dinilai didapat dari jumlah file yang dikerjakan siswa selama satu tahun.
Satu file terdiri dari 10 soal.
Tiap file yang dihitung untuk penilaian minimal mendapat nilai 70.
Lomba Abacus World Competition diikuti sekitar 7.000 murid dari seluruh dunia.
Nono berhasil berada di posisi pertama, sedangkan posisi kedua diduduki peserta dari Qatar dan ketiga dari USA.
Dilansir Tribun-Flores, Nono mengaku bisa menjadi menjadi pintar karena membaca Alkitab dan berdoa, rendah hati dan terus berlatih.
"Nono merasa senang. Saya belajar Matematika Gasing," ujar Nono dikutip Tribun-Flores (18/1).
Pengakuan Nono dibenarkan oleh Nuryati Usanak Seran dan Raflim Meo, orang tua kandung Nono.
"Nono diajarkan sebelum belajar harus membaca Alkitab dan berdoa. Itu yang selalu di ajarkan," ungkap Nuryati.
"Kami sebagai orang tua merasa sangat senang dan bangga sekali. Jujur pada saat menyanyikan lagu Indonesia, saya merasa sedih dan haru, saya punya hati berjasa buat negara," tambahnya.
Ia menceritakan bahwa Nono merupakan siswa binaan Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR) dan kebetulan Nuryati menjadi guru Matematika binaan Astra.
"Awalnya saya ikut kegiatan gasing (metode matematika gampang, asik dan menyenangkan). Setelah itu, saya mengikuti pelatihan di Tangerang-Jakarta selama dua bulan. Sepulang dari pelatihan saya mencoba mengajarkan metode gasing tersebut ke Nono, dengan menggunakan fasilitas-fasilitas dari Astra," ujarnya.
Dengan menggunakan metode ini ternyata Nono sangat cepat dalam menghitung.
"Jujur, selama ini saya dampingi dia dalam mengajar matematika. Tapi saya lambat. Saya tidak cepat seperti Nono. Kalau saya tes dia, saya harus hitung pake kalkulator. Dia bisa menghitung cepat dalam kalkulasi bagi," tambahnya.
Baca Juga: Cari Kunci Jawaban Materi Matematika Kelas 4 SD, Jenis-jenis Segitiga dan Ciri-cirinya
Ia berharap agar kedepan itu perlu merubah pola belajar anak.
"Kita tidak perlu mengekangkan tentang kekerasan. Ini saya buktikan saat binaan Astra. Kita perlu memberi semangat buat anak-anak. Karena kebanyakan kita jarang memberikan spirit kepada anak-anak. Kita harus mengembangkan talenta sesuai yang Tuhan kasih. Nono itu hanya sebagai motivasi buat anak-anak agar bisa berprestasi," pintanya.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat mengaku merasa senang dan bangga atas prestasi yang dicapai Nono.
“Saya merasa senang dan bangga melihat anak seperti nono yang cerdas dan membanggakan NTT tetapi juga dunia dan peran guru yang sangat penting," ungkap Viktor Laiskodat dilansir Tribun-Flores.
Keberhasilan Nono, diakui Viktor Laiskodat r tidak terlepas dari peran guru sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan anak bangsa.
Ia mengatakan tangungjawab seorang guru dalam kegiatan pendidikan masih panjang, anak-anak harus mandiri dan basiknya harus dijaga.
“Peran guru sangat penting dan baik dalam dunia pendidikan dan yang bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak," tegas Viktor.
Setiap anak menurut VBL, harus didik menjadi cerdas karena para guru sedang membentuk sumber daya manusia, sehingga tidak harus dilakukan dengan kekuatan fisik karena para guru bukan sedang membangun robot.
Gubernur berharap agar para orang tua harus mampu membuat anak untuk jauh dari masalah, namun menjadi masalah apabila dalam mendidik anak dilakukan seperti membuat robot yang pada akhirnya menjadi manusia yang emosional dan spirit untuk berubah.
Ia juga meminta bupati dan kadis pendidikan agar bisa mereplikasi metode belajar dari ASTRA agar hasilnya optimal dan tepat sasaran.
Bupati Kupang, Drs. Korinus Masneno menyampaikan apresiasi kepada Astra yang sudah menfasilitasi Nono untuk mengikuti lomba matematika tingkat Internasional Abacus World Competition.
"Kita bersyukur karena Astra sudah menfasilitasi Nono untuk mengikuti lomba matematika tingkat Internasional Abacus World Competition sehingga mendapat juara satu," ujar Masneno.
Menurut Masneno, Pemerintah Kabupaten Kupang saat ini sedang melakukan kerjasama dengan Astra.
"Kedepan metode yang digunakan Astra, kita akan terapkan di murid-murid yang lain," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di laman TribunBali dengan judul: Kenalan dengan Nono, Bocah SD Asal NTT Raih Juara 1 Lomba Matematika Internasional, Kalahkan Amerika (*)