Grid.ID - Minyak jelantah merupakan sebutan untuk minyak bekas atau yang sudah digunakan.
Banyak yang menganggap bila minyak jelantah adalah limbah yang tidak berguna.
Padahal minyak jelantah masih bisa diolah bahkan digunakan kembali, loh!
Sebaiknya jangan sembarangan membuang minyak jelantah.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan minyak bekas pakai.
Dilansir The Spruce, Jumat (20/1/2023) kamu bisa menyimpan minyak jelantah untuk digunakan kembali nanti.
Bila minyak jelantah sudah tidak layak digunakan kembali atau tidak menginginkannya, ada beberapa cara mudah dan aman untuk membuangnya.
Berikut tips memanfaatkan dan mengolah minyak jelantah dengan baik.
1. Gunakan kembali minyak jelantah
Bila termasuk rutin menggoreng makanan, kamu dapat menyimpan minyak jelantah untuk digunakan kembali.
Supaya aman, saring minyak melalui saringan kopi atau beberapa lapis kain katun tipis untuk menghilangkan partikel dan remah.
Kemudian, tuangkan ke dalam wadah kedap udara dan simpan di tempat gelap hingga siap digunakan.
Penting untuk dicatat bahwa kamu harus menggunakan kembali minyak jelantah hanya sekali atau dua kali.
Perhatikan dulu sebelum menggunakannya, jika berbau, maka jangan digunakan lagi.
Ingatlah bahwa setiap kali menggunakan kembali minyak jelantah, maka minyak akan memburuk dan titik asapnya berkurang.
2. Tuang ke wadah sekali pakai
Untuk membuang minyak jelantah, biarkan hingga benar-benar dingin, lalu tuangkan ke dalam wadah yang tidak dapat didaur ulang dengan penutup dan buang ke tempat sampah.
Wadah umum yang tidak dapat didaur ulang yang berfungsi dengan baik termasuk karton susu dan wadah kertas berlapis lilin atau plastik serupa.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Kulit Eksotis Secara Alami Menggunakan Minyak Kelapa, Tertarik Mencobanya?
Styrofoam dan wadah lainnya juga merupakan pilihan yang baik.
3. Dinginkan hingga padat
Cara aman untuk membuang minyak jelantah adalah membuatnya padat.
Tuang minyak ke dalam kaleng bekas dan masukkan ke dalam freezer atau kulkas.
Setelah minyak cukup padat untuk keluar dari kaleng dalam keadaan utuh, minyak siap dibuang ke tempat sampah.
Jika tidak lebih dari satu cangkir minyak, tuangkan ke dalam cangkir kopi dan masukkan ke dalam kulkas.
Saat mengeras, keluarkan dan buang ke tempat sampah dengan sendok.
Kemudian bersihkan mug dengan tisu atau serbet bekas sebelum dicuci.
Jika memiliki sedikit minyak, minyak tersebut dapat dibuang dengan aman ke dalam kantong sampah plastik yang sudah terisi sebagian.
Pastikan untuk mendinginkan minyak goreng terlebih dahulu dan tutup kantongnya.
Tisu dapur, sisa makanan, dan bahan penyerap lainnya membantu menahan minyak sehingga tidak memiliki genangan yang berpotensi bocor dari bagian bawah tas.
4. Kombinasikan dengan bahan lainnya
Sebelum dibuang, kamu bisa mencampur minyak dengan bahan penyerap seperti pasir kucing, pasir, dan serbuk gergaji, yang mudah menyerap cairan.
Simpan minyak bekas di wadah bekas sampai waktunya mengosongkan kotak pasir; buang minyak ke dalam sampah sebelum dibuang.
5. Daur ulang minyak jelantah
Beberapa gerakan atau lembaga memiliki program pengumpulan untuk mendaur ulang minyak jelantah menjadi biodiesel.
Biodiesel adalah bahan bakar pembakaran bersih yang digunakan di banyak jenis kendaraan bermotor dan dapat digunakan sebagai minyak pemanas.
Larangan membuang minyak jelantah
Ada beberapa larangan dalam hal membuang minyak jelantah, salah satunya menuangkan minyak ke saluran pembuangan atau kloset.
Ini tidak hanya dapat menyumbat pipa tetapi juga saluran pembuangan.
Kamu juga sebaiknya tidak menambahkan minyak jelantah ke septic tank, karena dapat menyumbat pipa dan, lebih buruk lagi, drainase.
Air yang terkontaminasi minyak sulit terkadang tidak mungkin untuk diolah.
Ini berarti pada akhirnya dapat mencemari saluran air setempat.
Jangan menuangkan minyak panas ke tempat sampah, karena dapat menarik serangga dan hewan pengerat serta menyebabkan masalah dengan tempat pembuangan sampah.
Itu dia tips memanfaatkan serta membuang minyak jelantah dengan tepat.
Semoga membantu!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa yang Harus Dilakukan dengan Minyak Jelantah?"
(*)