Dilansir Grid.ID dari TribunnewsBogor.com pada Senin (23/1/2023), kriminolog UI juga ikut menyoroti kasus pembunuhan berantai Bekasi dan Cianjur ini.
Andrianus Meliala, mengungkap bahwa ada banyak faktor yang membuat pelaku pembunuhan sadis melakukan aksinya.
Dalam kasus Wowon Cs, Andrianus Meliala berpendapat bahwa kemiskinan dan persoalan gaya hidup menjadi faktor yang membuat mereka berlaku sadis.
"Nampaknya ada soal gaya hidup, juga soal kemiskinan," ucap Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala.
Dengan modus ilmu klenik dan ajaran supranatural, Wowon bisa mendapatkan uang instan dari para muridnya.
"Tentang TKP di Bekasi saya melihat dua hal. Pertama, diketahui memang masih menunggu laporan kepolisian, ada tidak faktor kemendesakan, urgensi sehingga para korban itu harus dibunuh?"tuturnya.
"Ok, mereka melihat tindakan para pelaku saat di Cianjur, Subang, tapi apa mereka melaporkan ke polisi?" sambungnya.
"Atau akan melaporkan kemudian, sehingga tutup mulut dan kemudian lalu dibunuh. Di sini belum jelas urgensi mereka harus dibunuh," lanjutnya.
Adrianus juga mengungkap pandangannnya soal ajaran ilmu klenik yang dilakukan Wowon hingga mengorbankan anak balita.
"Yang kedua, jika berbicara mengenai anak-anak yang dibunuh maka ada kaitannya dengan klenik yang mereka anut ada yang bilang pesugihan, supranatural," kata Andrianus.
"Tapi ada yang bilang supranatural itu jika ada yang mau dijadikan tumbal adalah harta yang paling berharga," paparnya.
"Nah kita beranggapan anak adalah harta yang paling berharga dan itulah yang dikorbankan dari orangtuanya," sambungnya.
(*)