"Tak ada satu konstruksi psikologi yang bisa melihat hal tersebut," ujarnya.
"Tapi kita bisa merasakan energi. Kita bisa lihat dari sisi itu," ujarnya.
Dalam psikologi, kata dia, ketulusan itu bisa dilihat usai minta maaf, apakah dibarengi dengan drama berpanjang-panjangan atau dipersingkat, atau bahkan menyalahkan usai kata maaf meluncur.
"Dilihat, misalnya, apakah setelah dipersingkat atau dibuat panjang berdrama jadi orang males dengarnya."
"Kita bisa lihat, permintaan maaf dari terdakwa lain beda dibanding Eliezer," ujarnya.
"Kita bisa lihat, intensi atau energi atau kejujuran itu tidak bisa bohong," ucap dia.
Meskipun, ia menegaskan, apakah kejujuran dan pesan itu sampai kepada hakim tidak tahu karena ini perkara hukum.
(*)
Artikel ini telah ditayangkan di Kompas TV dengan judul Psikolog Klinis Ungkap Bharada E Paling Tulus, Dilihat Usai Minta Maaf Tidak Pakai Drama