Di Malatya, sebuah kota 225km (140 mil) timur laut Gaziantep, gubernur setempat mengatakan sedikitnya 23 orang tewas, dan 420 terluka.
Selain itu, pemerintah mencatat 140 bangunan hancur.
Menghadapi risiko gempa susulan, penduduk pun bergegas untuk mengungsi.
Pihak berwenang pun mengingatkan masyarakat untuk tak mendekati bangunan yang rusak.
Lantaran bangunan yang rusak lebih berisiko ambruk saat terjadi gempa susulan, meski dengan kekuatan kecil.
Masjid-masjid di wilayah setempat kemudian dibuka untuk dijadikan tempat mengungsi sementara bagi masyarakat.
Pasalnya, saat ini Turki sedang menghadapi musim dingin, sehingga suhu di luar rumah mendekati titik beku.
Pemerintah pun bergegas melakukan evakuasi untuk mengeluarkan warga yang terjebak di reruntuhan bangunan.
“Prioritas kami adalah mengeluarkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan dan memindahkan mereka ke rumah sakit,” kata Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu.
Turki berada di salah satu zona gempa paling aktif di dunia, dengan daratan yang membentang di atas garis patahan Anatolia di utara negara itu yang menyebabkan gempa besar dan merusak.
(*)