Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID - Ibu muda pemilik usaha rental PS melakukan pelecehan seksual kepada anak.
Melansir dari Kompas.com, terkuak modus dan tipu daya wanita berusia 25 tahun ini.
Wanita berinisial NT ini telah melecehkan 17 anak di bawah umur yang mayoritas laki-laki.
NT ternyata berada di lingkungan para korban tinggal.
Modus NT mengiming-imingi para korban bermain PS gratis guna memuluskan aksi bejatnya ini.
Saat anak-anak asyik bermain PS, NT akan menutup pintu rumah dan memaksa mereka melayani nafsu bejatnya.
NT memaksa para korbannya memegang alat vital dan payudaranya.
Sementara untuk korban perempuan, NT memaksa para korban melihat dirinya dan suami saat melakukan hubungan seksual.
Kendati ada pengakuan korban, NT sempat berkilah dan menyebut bahwa ia justru menjadi korban dalam kejadian ini.
"Si pelaku nyuruh anak-anak ini untuk menyentuh payudaranya si pelaku sendiri. Nah, kami melapor karena dia malah mengaku sebagai korban pelecehan, padahal dia yang meminta sendiri," kata E, salah satu orangtua korban.
Baca Juga: Mama Muda Juragan Rental PS Lecehkan 17 Anak di Bawah Umur, Wajah Terduga Pelaku Disorot Netizen
Sementara itu, suami NT syok saat tahu kelakuan sang istri.
"Suaminya juga syok pas tahu kejadian ini," kata E.
Sejumlah tempat di rumah pelaku seperti kamar tidur, kamar mandi, hingga ruang belakang dijadikan tempat NT melakukan aksi bejatnya ini.
"Ada 21 adegan bang, yang di kamar itu adegan pelaku hubungan badan sama suaminya, dan anak-anak disuruh ngintip dari luar melalui jendela luar rumah," kata Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta.
Dilansir Grid.ID dari TribunMedan.com pada Selasa (7/2/2023), kini NT yang berhasil ditangkap pun menjalani sejumlah pemeriksaan.
Salah satunya adalah pemeriksaan kejiwaan.
NT disebut akan menjalani pemeriksaan selama 14 hari di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi.
NT akan dipantau dan diawasi oleh dokter spesialis kejiwaan.
Kepribadian NT juga akan diawasi oleh psikolog.
"Minimal 14 hari kita akan observasi dengan pemeriksaan kejiwaannya," kata Jakaria.
"Ya kita lihat nanti, kalau dibutuhkan kita panggil psikolog, dan nanti itu sepenuhnya ditangani dokter kejiwaan," lanjutnya.
(*)