Grid.ID- Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara Turki membenarkan bahwa ada WNI yang menjadi korban meninggal akibat gempa berkekuatan 7,8 magnitudo.
Salah satunya adalah Nia Marlinda (30 tahun), anak dari Muhammad Sukarmin warga Denpasar Bali.
Nia Marlinda (30 tahun) tewas tertimpa runtuhan bangunan bersama suami dan anak tunggalnya yang berusia 1 tahun 4 bulan saat gempa bumi magnitudo 7,8 mengguncang Turki, Senin (6/2/2023) waktu setempat.
Sukarmin tak menyangka harus kehilangan anak, cucu dan menantu untuk selamanya.
Ia tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat menceritakan musibah harus kehilangan anggota keluarga yang dicintai, di kediamannya di Jalan Nangka Permai Denpasar, Bali.
Sukarmin menceritakan anak, menantu asal Turki dan seorang cucu yang masih berusia 1 tahun, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa tertimbun reruntuhan tempat tinggal mereka di Kahramanmaras, Turki.
"Ketika anak saya mau turun, keduluan dia dihempas gedung itu," kata Sukarmin di rumahnya di Jalan Nangka, Denpasar, Bali, Rabu (8/2/2023).
Kedutaan Besar Republik Indonesia yang berada di Ankara Turki, membenarkan dua WNI menjadi korban meninggal akibat gempa bermagnitudo 7,8.
Kedua korban meninggal sudah dilakukan proses pemulasaran jenazah.
Kisah Pilu Sukarmin
Sukarmin bercerita, anaknya itu belum pernah pulang ke Bali sejak menikah 2021 lalu.
Salah satu alasan anaknya belum pernah pulang ke kampung halaman adalah pandemi Covid-19.
"Ya cuma video call dan dia kirim foto-foto anaknya ya cerita dalam kondisi sehat bercanda bergurau dengan kami di sini," kata dia.
Rencananya anaknya itu hendak pulang bersama keluarga ke Bali dalam waktu dekat dan masih menunggu Pemerintah Turki melonggarkan izin berpergian ke luar negeri.
Nia, kata Sukarmin, bahkan telah meminta kamarnya direnovasi agar menjadi lebih indah.
"Bahkan minta tolong nanti kamarnya digambarkan lautan matahari jangan bulan karena matahari lebih terang juga ada burung dan ombaknya sudah kita laksanakan."
"Dan saya sudah fotokan hasilnya dan dia bilang pas agar dia pulang ke Bali nanti dia senang," kata dia.
Pihak keluarga juga belum memutuskan pergi ke Turki untuk menghadiri proses pemakaman.
"Kalau memang Tuhan menghendaki berangkat, tapi kalau bilang iya nyatanya tidak, kehendak Tuhan lah yang penting doa."
"Nanti doa akan nyampe ke yang hidup. Yang mati adalah jasadnya, rohnya dia tetap menerima (doa), Tuhan memberikan itu," kata dia.
"Hubungan kita dengan yang meninggal itu dengan rohnya, jasad mati tidak akan menerima apa-apa. Tapi roh, yang doa roh, maka yang terima roh," ucapnya.
Sebagai informasi, anak kedua Sukarmin itu awalnya bekerja di Bali. Pada 2020, anaknya ditempatkan di Turkiye oleh perusahaan.
Namun sejak 2021, Nia memutuskan berhenti bekerja setelah dinikahi oleh pria dari Turki yang berprofesi sebagai dosen bahasa Inggris.
Baca Juga: Kementerian Luar Negeri Bantah Kabar 1 WNI Tewas karena Gempa Turki, Begini Fakta Aslinya
(*)
Artikel ini telah ditayangkan di Kompas TV dengan judul 2 WNI Asal Denpasar Jadi Korban Tewas Gempa Turki dan Kisah Pilu Orangtua WNI yang Anaknya Jadi Korban Tewas Gempa Turki