Mario G mengaku biasanya minum alkohol sebelum shift-nya di rumah sakit Rechts der Isar.
“Karena saya mabuk, hanya ada satu pilihan bagi saya: membius mereka. Saya sangat menyesal," lanjutnya.
Penuntut mengatakan bahwa petugas kesehatan itu sangat 'egois', memilih untuk membahayakan pasiennya sehingga dia bisa leluasa main hp saat mabuk.
Pria itu berkata dia tidak bermaksud membunuh siapa pun, dia hanya ingin pasiennya tenang.
Dia menambahkan bahwa dia memperhatikan pasien biasanya memiliki kateter urin dan tertidur lelap, yang membuat shift-nya lebih mudah.
Dia mengungkapkan bahwa dia biasanya menghabiskan €150 (Rp2,5 juta) sehari untuk alkohol dan bisa minum 30 gelas miras saat keluar.
“Ketika saya harus pergi bekerja, saya menaruh setengah botol parfum pada diri saya sendiri agar kamu tidak mencium baunya,” kata petugas kesehatan itu.
Tetapi hakim menyatakan keraguan bahwa konsumsi alkohol secara signifikan memengaruhi perilakunya, dengan melihat tinggi dan berat badannya.
Penuntut menambahkan bahwa motivasi pria itu mungkin untuk melihat pasien diresusitasi.
“Saya kemudian dapat memberi tahu teman dan keluarga lagi bahwa saya menjalani resusitasi di tempat kerja,” katanya di hadapan hakim.
Pria itu telah ditahan sejak 2020.