Selain itu, saksi juga melihat kayu dan kloset bekas yang berlumuran darah, serta motor Honda Beat milik korban.
"Saksi mengecek bersama dan melihat ada mayat yang masih berlumuran darah," jelasnya.
"Saksi melaporkan temuan mayat korban ke Polres Pandeglang," pungkasnya.
Saat dihadirkan di Markas Kepolisian Resor (Polres) Pandeglang, Riko mengaku bahwa motifnya membunuh Elisa karena sakit hati.
Ia menyebut bahwa Elisa sering berbohong dan berselingkuh.
"Sakit hati suka bohong, ngomongnya mah A, nggak tahunya B."
"Gelap dan hilap (membunuh), saya menyesal," ucap Riko dilansir dari artikel Grid.ID sebelumya, Senin (13/2/2023).
Namun, pernyataan Riko ini dibantah mentah-mentah oleh ayahanda Elisa.
Pasalnya, pada pagi hari sebelum malamnya Riko melakukan pembunuhan, ia sempat mendatangi rumah Elisa yang terletak di Kelurahan Saruni, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang.
Riko datang dengan maksud memohon kepada ayah korban agar membantunya berbaikan dengan Elisa.
Riko yang belum move on, memohon kepada Tubagus Hadi, ayah Elisa, agar menjadi perantara dirinya dan Elisa untuk berbaikan.
"Pelaku datang ke rumah keluarga dan meminta bapak korban untuk memfasilitasi agar mereka tidak putus," kata juru bicara keluarga Elisa, Razid Chaniago.
Tubagus Hadi sendiri tak langsung mengiyakan permintaan Riko dan hendak menanyakan duduk perkara kepada Elisa.
"Kata bapak korban 'Nanti diobrolkan dulu dengan Elisa, karena bapak tidak tahu permasalahannya'," kata Razid menirukan ucapan Tubagus Hadi.
(*)