Grid.ID - Jogja dikenal sebagai kota budaya. Dibentuk lapis-demi lapis sejarah peradaban manusia yang membentuk identitas atau jiwa tempat.
Hasil olah pikir dan olah rasa masyarakatnya dalam berkehidupan tercermin beragam ungkapan kreasi dalam wujud benda ataupun tak benda bermutu tinggi dan menjadi pusaka yang wajib dirawat.
Pusaka dapat berwujud benda maupun tak benda. Wujud benda dapat berupa rancang bangun kota, kawasan, bangunan, peralatan dan sejenisnya.
Wujud tak benda dapat berwujud tarian, puisi, cerita rakyat, dolanan anak, keahlian dan sejenisnya. Wujud-wujud tersebut muncul dari keseharian maupun pada perayaan-perayaan yang secara tradisi setia dilakukan.
Kota Jogja juga memiliki saujana yang unik. Berada diantara Gunung Merapi dan Laut Selatan, kota Jogja dirancang berdasarkan aksis kosmologi yang sangat mempertimbangkan potensi alam.
Menggabungkan alam dan budaya secara harmonis dan artistik, mendorong masyarakat berkarya, berkesenian, dan berkehidupan lainnya dalam suasana tempat yang unik, beridentitas dan menjadi kebanggaan warganya.
Seiring berjalannya jaman, kebertahanan identitas kota Jogja yang dibanggakan masyarakatnya terus menerus diuji.
Dampak hadirnya budaya asing dan kemajuan teknologi, mendorong dipilihnya strategi kebudayaan yang tepat agar pusaka-pusaka tetap terjaga dan dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang.
Pusaka selain diuri-uri juga wajib dikembangkan sesuai konteks jamannya sebagai sebuah narasi perjalanan yang tiada habis menariknya sepanjang sejarah peradaban manusia.
Keberadaan pusaka sangatlah banyak dan beragam; kadang masih dapat dilihat dan dirasakan namun seringpula terlupakan karena jarang ditampilkan.
Komunitas Seni Lukis Sapaku melihat bahwa identitas sebagai pusaka dapat dipertahankan apabila didukung oleh masyarakatnya.
Memori kolektif masyarakat akan pusaka yang pernah dan masih ada sudahlah seharusnyalah dihidupkan kembali.
Tema yang diusung pada pameran kali ini adalah Ikon Jogja. Komunitas Sapaku berupaya mengungkap kembali pusaka yang dimiliki oleh kota Jogja.
Memutar kembali ingatan masa lalu dan juga untuk menginspirasi generasi muda berkreasi secara kreatif- inovatif untuk terciptanya pusaka-pusaka baru.
Inspirasi kuat yang berakar dari kearifan lokal akan semakin menguatkan identitas tak lekang oleh berbagai perubahan jaman.
Pembukaan pameran:Selasa, 7 Februari 2023| Pukul 16.00 WIBPameran berlangsung:8 - 14 Februari 2023 | Pukul 10.00-21.00 WIB Pameran dibuka oleh :Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K),Ph.D. Rektor UGMDi Bentara Budaya YogyakartaKurator:Yuswantoro Adi - Bambang HerrasPeserta Pameran:Komunitas Sapaku bersama para GuruAnggar Adishakti, Dwita Hadi Rahmi, Edi Arinto, Ening Widiastuti, Ernani Hastuti W, Ida safitri, Marie Ning Murdiyanti, Sita Adishakti, Sm Darmastuti, Susie Syuli, Wati Atmoko
(*)